Jejak Mongol di Nusantara: Mengungkap Makna Prasasti Pulau Serutu dan Strategi Kublai Khan

Setelah melewati perairan Natuna, pasukan ini berlabuh di Pulau Serutu dan Pulau Gelam selama hampir sebulan.

BACA JUGA:Pura Luhur Giri Arjuno. Wisata Keagamaan Umat Hindu. Ini Sejarah Berdirinya!

BACA JUGA:Sejarah Putri Agung Karangasem: Tokoh Berpengaruh dalam Kerajaan Bali Timur!

Para peneliti menduga mereka memanfaatkan waktu ini untuk memperbaiki kapal serta membangun perahu kecil guna memudahkan perjalanan ke pedalaman Jawa melalui jalur sungai.

Pada 13 Maret 1293, armada Mongol tiba di Karimun Jawa dan mencapai perairan Tuban pada 22 Maret, menandai dimulainya invasi ke tanah Jawa. Namun, mereka terlibat dalam konflik internal antara Raden Wijaya dan pengikut setia Kertanegara.

Akibat pertempuran ini, sekitar 3.000 prajurit Mongol gugur. Sisa pasukan akhirnya meninggalkan Jawa pada 31 Mei 1293 setelah bertahan selama lebih dari dua bulan. Perjalanan pulang mereka memakan waktu 68 hari sebelum akhirnya tiba kembali di Quanzhou.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Istana Amantubillah: Jejak Kejayaan Kesultanan Mempawah!

BACA JUGA:Sejarah dan Kejayaan Rumah Istana Kesultanan Serdang: Warisan Budaya Melayu di Sumatera Utara!

Warisan Sejarah dari Ekspedisi Mongol

Beberapa prajurit Mongol yang selamat memilih untuk menetap di Pulau Gelam daripada kembali ke tanah air mereka.

Keberadaan mereka kemudian dicatat oleh Wang Dayuan, seorang penjelajah Tiongkok yang mengunjungi pulau tersebut 40 tahun kemudian.

Dampak dari invasi Mongol juga meninggalkan pengaruh dalam perkembangan teknologi perang di Jawa.

Menurut catatan sejarah, setelah peristiwa ini, kerajaan di Nusantara mulai mengenal dan mengembangkan senjata mesiu seperti meriam, yang kemudian digunakan oleh Majapahit dalam peperangan selanjutnya.

BACA JUGA:Pura Luhur Giri Arjuno. Wisata Keagamaan Umat Hindu. Ini Sejarah Berdirinya!

BACA JUGA:Sejarah Putri Agung Karangasem: Tokoh Berpengaruh dalam Kerajaan Bali Timur!

Sumber: