Pemkot PGA

Mengenal 3 Rumah Adat Riau: Memiliki Keunikannya Masing-masing yang Berbeda dan Menarik Beserta Filosofinya!

Mengenal 3 Rumah Adat Riau: Memiliki Keunikannya Masing-masing yang Berbeda dan Menarik Beserta Filosofinya!

Mengenal 3 Rumah Adat Riau: Memiliki Keunikannya Masing-masing yang Berbeda dan Menarik Beserta Filosofinya!-foto: net-

Selain itu, Hunian Melayu Lipat Kajang ini dihiasi dengan ornamen goresan selembayung atau selo bayuang dan  tanduk buang. Yakni ornamen yg berbentuk tumbuhan, bunga, dan binatang.

Ornamen ini bermakna cahaya tempat tinggal, afeksi, keserasian rumah tangga, unsur magis, keselamatan, memahami istiadat, dan memahami diri.

Hunian Melayu Lipat Kajang ini dulunya banyak dibangun di wilayah aliran sungai Rokan, wilayah Siak Sri Indrapura, serta bagian kiri sungai Kampar, daerah Pelalawan, daerah hilir serta muara sungai Indragiri.

Tetapi, Jika Moms ingin melihat Hunian Melayu Lipat Kajang mampu berkunjung ke Kenegerian Sentajo, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Kepulauan Riau.

BACA JUGA:Kisah Sejarah Kota Surakarta Era Mataram Kuno, Hingga Sejarah Surakarta Setelah RI Merdeka!

3. Tempat tinggal adat Riau Selaso Jatuh Kembar

Tempat tinggal Selaso Jatuh Kembar atau yg dikenal menggunakan sebutan Balai Salaso Jatuh merupakan tempat tinggal para datuk atau pemangku tata cara.

Pada dalam rumah Selaso Jatuh Kembar ada beberapa ruang akbar yang digunakan buat tempat beristirahat, ruang bersila, anjungan, dan dapur.

Keunikan tempat tinggal Selaso Jatuh Kembar terdapat di tiang, atap, loteng, dan tangga, yg diukir menggunakan ornamen khas Riau sehingga keindahannya tidak diragukan lagi.

BACA JUGA:Sejarah Perang Tabuk: Latar Belakang Terjadinya Perang Tabuk dan Tokoh-Tokohnya!

Pada bagian tangga ada ukiran lebah bergantung atau ombak-ombak menggunakan makna supaya seluruh orang mampu hidup mirip lebah serta menyampaikan manfaat bagi banyak orang.

Sementara itu, di dinding rumah Selaso Jatuh Kembar terdapat ukiran itik sekawan atau itik yang berjalan beriringan.

Ukiran ini bermakna bahwa manusia bisa hidup selaras berdampingan, damai, kompak, dan  bersama-sama.

Rumah Selaso Jatuh Kembar berbentuk tempat tinggal panggung dan umumnya berjumlah genap menggunakan ketinggian 1-1,25 meter.

BACA JUGA:Menyelami Kisah Sejarah Benteng Rotterdam: Memiliki Profil dan Arsitektur Benteng di Pinggir Pantai Makassar!

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: