Pemkot PGA

Menyelami Kisah Sejarah Benteng Rotterdam: Memiliki Profil dan Arsitektur Benteng di Pinggir Pantai Makassar!

Menyelami Kisah Sejarah Benteng Rotterdam: Memiliki Profil dan Arsitektur Benteng di Pinggir Pantai Makassar!

Menyelami Kisah Sejarah Benteng Rotterdam: Memiliki Profil dan Arsitektur Benteng di Pinggir Pantai Makassar!-foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Mengintip ke belakang lembaran sejarah Sulawesi Selatan, Benteng Rotterdam berdiri gagah menjadi saksi bisu perjalanan panjang Kota Makassar.

Terletak tepat di pinggir pantai, struktur ini banyak merekam insiden penting. Benteng ini jua menjadi lambang kekuatan serta kegigihan rakyat lokal dalam menghadapi berbagai gelombang penjajahan.

Menggunakan arsitektur yg memadukan gaya Eropa dan  lokal, Benteng Rotterdam bisa sebagai titik awal yang rupawan buat memulai eksplorasi tentang warisan kota Makassar serta sekitarnya.

Sejarah Benteng Rotterdam yg Panjang

BACA JUGA:Sejarah Desa Adat Ratenggaro: Memiliki Rumah Adat yang Ikonik, dan Sejarah Perang Suku Hingga Kuda Sandalwoo!

Sejarah Benteng Rotterdam, atau Fort Rotterdam, dimulai menjadi Benteng Ujungpandang. Dibangun di 1545 oleh Raja Gowa X, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung, benteng ini mempunyai desain awal segi empat.

Desain ini khas gaya Portugis, menggunakan menggunakan batu dan tanah liat yang dipadatkan serta dikeringkan.

Perubahan akbar terjadi pada 9 Agustus 1634 saat Sultan Gowa XIV, I Mangerangi Daeng Manrabbia, menggantikan dinding orisinil menggunakan tembok batu padas hitam, material yang diambil dari Gowa serta Takalar.

Pembangunan tembok ke 2 dimulai di 23 Juni 1635, sempurna pada sekitar pintu masuk benteng. Selama periode 1655 sampai 1669, benteng tersebut mengalami kerusakan parah akibat Perang Makassar.

BACA JUGA:Sejarah dan Asal-usul Suku Banjar, dan Memiliki Kebudayaan Khasnya yang Unik!

Belanda, yang menyerang Kesultanan Gowa di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, menghancurkan sebagian akbar benteng.

Konflik berpuncak pada 18 November 1667, membentuk kehancuran lebih lanjut serta kekalahan bagi Kesultanan Gowa. Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya sehabis peristiwa tadi.

Pasca penaklukan Kesultanan Gowa, Gubernur Jendral Speelman memprakarsai pemulihan benteng.

Sebagian struktur yg musnah dibangun ulang dengan gaya arsitektur Belanda. Benteng kemudian dinamai Fort Rotterdam, merogoh nama asal kota kelahiran Speelman pada Belanda, melambangkan era baru dalam sejarahnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait