Sejarah Boen Tek Bio sebagai Kelenteng Tertua: Ada Filosofi Kelenteng yang Menakjubkan!
Sejarah Boen Tek Bio sebagai Kelenteng Tertua: Ada Filosofi Kelenteng yang Menakjubkan!-foto: net-
BACA JUGA:Mengungkap Makna Filosofi dalam Rumah Adat Sumatra Selatan: Warisan Budaya yang Sarat Nilai
Sejarah Boen Tek Bio tidak bisa dipisahkan asal 2 kelenteng lain yang didirikan setelahnya, menambah kekayaan spiritual serta budaya pada Tangerang.
5 tahun selesainya pendirian Boen Tek Bio pada Pasar lama Tangerang, kelenteng kedua dibangun pada Pasar Baru menggunakan nama Boen San Bio.
Lalu, lima tahun berikutnya, pada Pasar usang Serpong, ada kelenteng ketiga, Boen Hay Bio. Ketiga kelenteng ini terikat oleh filosofi yang mendalam, yaitu bersandar gunung memandang lautan.
Filosofi ini tercermin dalam nama kelenteng-kelenteng tadi. San berarti samudera dan Hay berarti gunung, memberikan kedalaman makna serta hubungan insan dengan alam.
BACA JUGA:Memahami Lebih Dalam Sejarah Rumah Adat Sulawesi Selatan Tongkonan: Ciri Khas, Keunikan dan Fungsi!
Berasal atas, ketiga kelenteng ini memang terlihat membentuk garis lurus, menggunakan Boen Tek Bio berada di tengah, Boen Hay Bio pada depannya, dan Boen San Bio pada belakang.
Susunan ini bukan hanya menarik asal segi geografis, tapi jua mengandung pesan simbolis tentang pentingnya mempunyai dasar yg kuat serta dukungan yg stabil pada menjalani kehidupan.
Pada tahun 2011, Wahidin Halim selaku Wali Kota Tangerang mengakui kelenteng ini menjadi bagian dari warisan budaya kota. Bersamaan dengan kelenteng, Masjid Jami’ Kalipasir juga dinyatakan menjadi cagar budaya.
Pengakuan ini menandai ke 2 daerah ibadah tersebut menjadi yang tertua pada wilayahnya, dengan masjid sebagai yang tertua di Kalipasir dan kelenteng sebagai yang tertua di Tangerang, menegaskan pentingnya pelestarian sejarah dan kebudayaan lokal
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
