Pemkot PGA

Sejarah dan Latar Belakang Dibangunnya Museum Tsunami di Aceh: Arsitektur, Ruang, dan Koleksi!

Sejarah dan Latar Belakang Dibangunnya Museum Tsunami di Aceh: Arsitektur, Ruang, dan Koleksi!

Sejarah dan Latar Belakang Dibangunnya Museum Tsunami di Aceh: Arsitektur, Ruang, dan Koleksi!-foto: net-

BACA JUGA:Menyelami Kisah Sejarah Candi Arjuna yang Menjadi Peninggalan Dinasti!

Pembangunan Museum Tsunami pada Aceh ini dimulai di tahun 2007, dan  diresmikan di 27 Februari 2009. Desainnya artinya hasil karya arsitek Ridwan Kamil.

ketika itu, arsitek yg akrab disapa Kang Emil ini memenangkan sayembara internasional menggunakan konsep “Rumoh Aceh Alaihi Salam Escape Hill”, terinspirasi dari rumah tradisional Aceh yang berbentuk rumah panggung.

Bangunan seluas 2.500 meter persegi ini mempunyai dinding lengkung dengan relief geometris, serta atap yg menyerupai gelombang bahari.

Di Museum Tsunami Aceh, pengunjung diajak merasakan suasana yg menggugah emosi sejak langkah pertama. Lorong Tsunami menjadi pintu masuk yg membentuk pengalaman yg cukup menggetarkan.

BACA JUGA:Sejarah Candi Muaro Jambi, Mengungkap Misteri-Misteri dan Keunikan Candi Muaro Jambi!

Koridor sempit ini dibuat gelap menggunakan bunyi gemuruh air, memberikan ilustrasi mendekati suasana mencekam waktu tsunami melanda.

Di dalamnya, terdapat Sumur Doa, atau disebut pula The Light of God, sebuah ruang berbentuk silinder yang menampilkan nama-nama korban terukir pada dinding.

Ruangan ini memberikan tempat buat merenung serta berdoa. Pengalaman ini dibuat buat menggugah pencerahan, pula berefleksi serta menyampaikan penghormatan kepada mereka yang kehilangan nyawa.

Selain itu, museum ini jua memamerkan koleksi majemuk seperti foto, video, artefak, serta cerita asal penyintas.

BACA JUGA:Memahami Sejarah Candi Sukuh, Ternyatah Ada Fakta Unik Dibalik Candi Sukuh!

Terdapat lebih berasal 6.000 koleksi pada museum ini yang terbagi pada banyak sekali kategori, seperti etnografika, arkeologika, biologika, teknologika, seni rupa, numismatika, geologika, filologika, hingga historika.

Tidak semua koleksi dipamerkan sekaligus. Koleksi dirotasi setiap enam bulan, dengan sekitar 1.300 item ditampilkan di 3 lokasi utama: tempat tinggal Aceh, pameran temporer, serta ruang pameran permanen.

Seluruh elemen pada museum ini saling mendukung untuk membangun suasana yang penuh makna serta mengedukasi.

Menariknya, tidak hanya berfungsi menjadi museum, Museum Tsunami pada Aceh ini jua didesain buat memiliki fungsi mudah. Bangunan ini bisa digunakan menjadi daerah penampungan darurat Bila tsunami kembali terjadi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait