Mendaki Gunung Bawakaraeng Sama dengan Melaksanakan Haji? Inilah Tradisi Unik tapi Aneh di Gunung Indonesia
Kata "Raja" di sini merujuk pada penguasa manusia, sesuai dengan kepercayaan orang Makassar kuno yang berbentuk dinamisme, yakni keberadaan Batara sebagai penentu alur kehidupan manusia.
BACA JUGA:Emang Enak Begituan Dengan Ibu Sendiri? Mengupas Tradisi Unik yang Terus Berlanjut di Suku Polahi
Kata "bawa" mengacu pada "mulut" atau "tempat di mana kata akan keluar," sedangkan "Karaeng" diartikan sebagai Tuhan, Dewa, Raja, Yang Mulia, atau Yang Agung.
Sehingga, Bawakaraeng diartikan sebagai salah satu sumber kehidupan yang diberikan oleh sang Batara kepada manusia.
Nama ini mungkin dipilih karena tanah di sekitar Gunung Bawakaraeng sangat subur, cocok untuk bercocok tanam sepanjang tahun, baik saat musim penghujan maupun musim kemarau.
BACA JUGA:TOP 4 Merk Ban Motor Terbaik Di Indonesia, Nomor 3 Paling Laku Dipasaran!
Profil Gunung Bawakaraeng
Gunung Bawakaraeng adalah salah satu gunung tertinggi di Sulawesi Selatan dengan ketinggian mencapai 2.840 meter di atas permukaan laut.
Terletak di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, gunung ini juga dikenal sebagai titik terdingin di Sulawesi Selatan.
Meskipun telah tidak aktif sebagai gunung api, kawahnya masih terlihat, menambah daya tarik alaminya.
Menurut Profesor Asri Jaya, seorang ahli geologi dari Universitas Hasanuddin, Gunung Bawakaraeng terbentuk dari batuan vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk dari pendinginan magma ketika sudah berbentuk lava atau fragmen beku di permukaan bumi.
BACA JUGA:Malam Pertama Suku Ini yang Diluar Nalar, Masa Harus Begini Dulu!
Pembentukan gunung ini terjadi sekitar 2 juta tahun yang lalu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
