Dari Demak ke Seluruh Jawa: Lahirnya Kerajaan Islam Pertama dan Penyebarannya yang Berpengaruh
Dari Demak ke Seluruh Jawa: Lahirnya Kerajaan Islam Pertama dan Penyebarannya yang Berpengaruh-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Dalam memahami sejarah, penting bagi kita untuk bersikap kritis terhadap berbagai informasi yang berkembang.
Salah satu anggapan yang cukup dikenal adalah bahwa Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa—dan sejauh ini, belum ada bukti yang kuat untuk membantah klaim tersebut.
Catatan penting mengenai masa awal penyebaran Islam di Jawa dapat ditemukan dalam karya Suma Oriental oleh penjelajah Portugis Tome Pires, yang kemudian dianalisis secara mendalam oleh sejarawan H.J. de Graaf dan Th. Pigeaud.
Mereka menggambarkan bagaimana, pada awal abad ke-16, terjadi pergeseran kekuasaan dari kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha menuju dominasi kekuatan Islam.
BACA JUGA:Mengungkap Misteri dan Sejarah Tara Emas: Artefak Berharga dari Filipina
BACA JUGA:Sejarah Misteri Danau Laut Tawar: Legenda dan Keindahan yang Menyimpan Rahasia!
Proses perubahan ini berjalan dalam dua arah: di satu sisi, bangsawan lokal mulai menerima Islam secara sukarela dan membuka ruang bagi aktivitas perdagangan dan dakwah; di sisi lain, kelompok-kelompok Muslim membentuk komunitas di kawasan pelabuhan, lalu secara perlahan memperluas pengaruhnya ke pedalaman.
Demak, yang berdiri pada akhir abad ke-15 di wilayah Bintoro, Jawa Tengah, dipandang sebagai pusat awal kekuasaan Islam di Jawa.
Lokasinya yang strategis di pesisir utara menjadikannya simpul penting dalam perdagangan sekaligus tempat berkembangnya ajaran Islam, dengan dukungan kuat dari para Wali Songo.
Sosok pendirinya, Raden Patah, disebut dalam berbagai sumber sebagai tokoh berdarah campuran Jawa dan Tionghoa.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Misteri Pulau Abang: Keindahan Alam dan Cerita Tak Terungkap!
BACA JUGA:Terungkap Inilah Momen Bersejarah Lahirnya Partai Nasional Indonesia
Ia dipercaya mendirikan Kerajaan Demak sekitar tahun 1478 dan memimpin hingga awal abad ke-16.
Dalam beberapa catatan, ia juga dikenal dengan nama Pangeran Jin Bun, dan menyandang gelar Sultan Alam Akbar al-Fatah atau Panembahan Jimbun.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
- Share:
