Sukhoi dan Kutukan Gunung Salak, Sebuah Tragedi dalam Kabut
Sukhoi dan Kutukan Gunung Salak, Sebuah Tragedi dalam Kabut-foto:net-net
PAGARALAMPOS.COM - Sukhoi dan Kutukan Gunung Salak, Sebuah Tragedi dalam Kabut
Di balik keindahan alamnya yang menawan Gunung Salak menyimpan berbagai kisah sejarah dan misteri yang telah lama hidup dalam narasi masyarakat Sunda.
Terletak di antara Kabupaten Bogor dan Sukabumi Jawa Barat gunung setinggi 2.211 mdpl ini bukan hanya dikenal sebagai tempat pendakian atau kawasan konservasi melainkan juga sebagai gunung yang sarat makna spiritual dan menyimpan aura mistis yang kuat. Tak heran banyak orang menyebutnya sebagai "gunung keramat".
Secara etimologis, nama "Salak" sering dikaitkan dengan buah salak (Salacca zalacca) yang banyak tumbuh di daerah tersebut. Namun dalam versi lain kata "Salak" disebut berasal dari kata dalam bahasa Sansekerta "Salaka" yang berarti perak. Ini menimbulkan spekulasi bahwa Gunung Salak mungkin pernah menjadi tempat penambangan logam mulia di masa lalu.
Dalam catatan kuno dan beberapa naskah Sunda Gunung Salak juga disebut sebagai tempat pertapaan para raja dan resi. Masyarakat Sunda Kuno mempercayai gunung ini sebagai "mandala" yaitu kawasan suci untuk mendekatkan diri kepada Sang Hyang Tunggal (Tuhan).
BACA JUGA:Yuk Simak! Mengungkap Makna Tari Kecak Ritual, Sejarah, dan Seni Bali
BACA JUGA:Sejarah Tari Tanggai: Dari Kesultanan Palembang Hingga Menjadi Ikon Budaya
Sejarah Kuno Tempat Para Pertapa dan Leluhur
Sejarah mencatat bahwa Gunung Salak merupakan salah satu pusat spiritual masyarakat Sunda sebelum masuknya agama-agama besar seperti Islam dan Hindu-Buddha. Di beberapa bagian lerengnya terdapat situs-situs purbakala seperti Pura Parahyangan Agung Jagatkarta yang kini menjadi tempat suci umat Hindu, serta beberapa makam kuno dan petilasan.
Beberapa legenda menyebutkan bahwa Prabu Siliwangi raja legendaris dari Kerajaan Pajajaran pernah melakukan tapa brata di kawasan ini sebelum menghilang secara gaib. Hingga kini Gunung Salak dianggap sebagai tempat “ghaib” oleh masyarakat adat dan sering dijadikan tempat semedi oleh mereka yang mencari wangsit atau kekuatan spiritual.
Gunung Paling Mistis di Jawa Barat?
BACA JUGA:Tarian Jaipong, Ini dia Sejarah Tarian Tradisional Dengan Sentuhan Modern
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Misteri Danau Habema: Jejak Roh Leluhur di Atap Papua!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
