Tarian Jaipong, Ini dia Sejarah Tarian Tradisional Dengan Sentuhan Modern

PAGARALAMPOS.COM -Tari Jaipong merupakan salah satu bentuk tarian tradisional yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia, dengan sejarah yang kaya dan mendalam.

Tarian ini menggambarkan keberagaman budaya dan perkembangan seni khas daerah tersebut.

Pada awal 1970-an, seorang koreografer dan seniman asal Bandung, Gugum Gumbira, memperkenalkan Tari Jaipong dengan tujuan untuk meremajakan dan mengenalkan kembali tarian rakyat Sunda kepada masyarakat yang lebih luas.

Dengan menggabungkan berbagai elemen tradisional dan sentuhan modern dalam gerakan serta irama, Tari Jaipong muncul sebagai inovasi yang segar dan menarik.

BACA JUGA:Terungkap! Jejak Sejarah Pantai Losari Saksi Perjalanan Kota Makassar

BACA JUGA:Mengungkap Keajaiban Pantai Melasti: Sejarah, Budaya, dan Keindahan Alam yang Tersembunyi!

Sebelum Tari Jaipong, masyarakat Sunda sudah memiliki beragam jenis tarian tradisional seperti tari ronggeng yang sering ditampilkan dalam acara adat atau perayaan.

Meskipun tari ronggeng sudah dikenal sejak masa kolonial Belanda, ketertarikan terhadapnya mulai menurun setelah adanya pembatasan terhadap pertunjukan yang melibatkan penari wanita.

Hal ini membuat Gugum Gumbira merasa perlu menciptakan tarian baru yang mampu menggabungkan unsur budaya Sunda dengan sentuhan yang lebih dinamis dan menarik, sekaligus menghindari stigma sosial yang melekat pada tari ronggeng.

Tari Jaipong dikenal dengan gerakannya yang enerjik dan ekspresif, menggambarkan semangat serta keceriaan masyarakat Sunda.

BACA JUGA:Menguak Sejarah Pantai Pandawa, Jejak Budaya dan Kearifan Lokal di Balik Keindahan Pantai Pandawa

BACA JUGA:Bukan Sekadar Pantai, Inilah Sejarah Mistis Pantai Parangtritis yang Jarang Diketahui!

Tarian ini sangat mengandalkan improvisasi dan musik tradisional gamelan Sunda dengan tempo cepat dan ritme yang kuat, yang membedakannya dari tarian tradisional lainnya di Indonesia.

Dalam Tari Jaipong, penari diberikan ruang untuk berimprovisasi, memungkinkan mereka mengekspresikan kreativitas mereka dalam kerangka gerakan dasar yang telah ditentukan.

Sumber: