Mengenal Jumputan Palembang: Sejarah, Budaya, dan Upaya Pelestariannya

Mengenal Jumputan Palembang: Sejarah, Budaya, dan Upaya Pelestariannya

Mengenal Jumputan Palembang: Sejarah, Budaya, dan Upaya Pelestariannya-Foto: net -

 Teknik Pembuatan Kain Jumputan

Proses pembuatan kain jumputan menggunakan berbagai teknik, seperti tie and dye, sritch and dye, serta rincek dan tritik.

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan kain jumputan:

1. Persiapan Kain: Kain sutra putih sepanjang empat meter dipotong dan digambar dengan motif menggunakan pensil.

BACA JUGA:Menelusuri Gunung Prau: 6 Fakta Sejarah dan Alam yang Memukau

BACA JUGA:Sejarah Perjuangan Bangsa. Dibalik Kemegahan Monumen Pancasila Sakti Ternyata Ada Kisah Tragis Ini

2. Proses Mengikat: Bagian-bagian tertentu dari kain dijelujur menggunakan tali rafia, lalu ditarik erat agar kain berkerut. Teknik ini disebut tie and dye.

3. Pewarnaan: Setelah kain dijumput, kain dibungkus dengan plastik dan diikat dengan rapat.

Kain kemudian direndam dalam larutan pewarna dan dibalik-balik agar warna meresap dengan rata.

4. Pengeringan dan Penyelesaian: Setelah proses pewarnaan selesai, kain dijemur hingga kering.

BACA JUGA:Mau Tau Sejarah Kramat Gunung Semeru. Ini Ulasan Lengkapnya

BACA JUGA:Menelusuri Gunung Prau: 6 Fakta Sejarah dan Alam yang Memukau

Ikatan dan jelujur yang ada pada kain kemudian dibuka, dan motif-motif unik muncul dengan jelas. Proses ini diakhiri dengan pencucian, pengeringan, dan penyetrikaan.

Motif-motif yang biasa ditemukan pada kain jumputan termasuk kembang janur, bintik lima, bintik sembilan, dan mawar double.

Pelestarian Kain Jumputan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: