Apa Penyebab Kebun Teh Gunung Dempo Dibumihanguskan oleh Belanda pada Zaman Penjajahan Dulu? Simak Kisahnya!
Kebun Teh Gunung Dempo-Kolase by Pagaralampos.com-net
PAGARALAMPOS.COM - Perkebunan Teh Gunung Dempo terletak di kota Pagaralam, sekitar 300 kilometer dari Palembang, Sumatera Selatan, dan berada di ketinggian 1.520 meter di atas permukaan laut.
Kondisi geografis ini memberikan suasana yang sangat mendukung bagi tumbuhnya tanaman teh.
Perkebunan ini tidak hanya dikenal karena hasil teh berkualitas tinggi, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan dinamika kolonial dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Perkebunan Teh Gunung Dempo pertama kali didirikan pada 2 Mei 1929 oleh perusahaan Belanda.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dalam Suku Pasemah! Etnis Yang Mendiami Sekitaran Gunung Dempo Sumsel dan Bengkulu
Dengan luas mencapai 1.523 hektar, perkebunan ini dikelola oleh sekitar seribu pekerja yang tinggal di enam perkampungan sekitar kawasan, termasuk Kampung Muara Abadi dan Kampung Talang Beduk.
Selain berfungsi sebagai pusat produksi teh, perkebunan ini juga memiliki pabrik pengolahan teh yang sangat penting bagi perekonomian lokal, memberi lapangan pekerjaan, dan menjadi salah satu komoditas utama daerah tersebut.
Selama masa kolonial, perkebunan ini mengalami berbagai perubahan, termasuk saat Perang Dunia II, ketika perkebunan ini sempat dikuasai oleh Jepang.
Periode ini membawa perubahan besar dalam operasional perkebunan, dan proses produksi teh terganggu.
BACA JUGA:Pagaralam Raih Sukses Gemilang di APDW 2024, Gunung Dempo Masuk 50 Destinasi Terbaik Nasional
Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan perkebunan ini pun kembali beralih ke tangan pemerintah Indonesia.
Pada masa pascakemerdekaan, tepatnya pada tahun 1949 dan 1951, Perkebunan Teh Gunung Dempo menghadapi tantangan besar, termasuk sengketa dengan pihak Belanda.
Kebun dan pabrik teh pada saat itu mengalami kerusakan yang cukup parah, bahkan ada bagian yang dibumihanguskan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa tersebut.
Meski demikian, pemulihan dimulai segera setelahnya. Pada tahun 1951, perusahaan Belanda, Cultuur NV Soerabaia, mulai membangun kembali pabrik teh yang rusak, dan pembangunan berlanjut hingga 1958.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: