Peran Kerajaan Islam di Pulau Jawa dalam Membangun Peradaban dan Budaya Nusantara

Peran Kerajaan Islam di Pulau Jawa dalam Membangun Peradaban dan Budaya Nusantara

Peran Kerajaan Islam di Pulau Jawa dalam Membangun Peradaban dan Budaya Nusantara--

Kerajaan Pajang berpusat di Jawa Tengah, tepatnya di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Boyolali.

Jaka Tingkir memindahkan pusat kekuasaan Islam dari pesisir utara Jawa menuju pedalaman, yang memberikan karakter baru pada penyebaran Islam.

BACA JUGA:Seperti Apa Sih Seni Bercinta Lebih Tua dari Kamasutra? Inilah Sejarah Erotisme Berusia 4.000 Tahun Lalu

Di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya, Pajang mengalami kemajuan dan memperluas kekuasaannya hingga ke Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Pajang juga dikenal sebagai kerajaan yang memadukan tradisi Hindu-Buddha dengan Islam, sehingga kebudayaannya memiliki ciri khas tersendiri.

Namun, setelah wafatnya Sultan Hadiwijaya, Pajang mengalami krisis kepemimpinan dan akhirnya kalah dalam perebutan kekuasaan dengan Kesultanan Mataram yang dipimpin oleh Sutawijaya.

3. Kesultanan Mataram

Kesultanan Mataram didirikan oleh Sutawijaya pada akhir abad ke-16.

BACA JUGA:Menapak Jejak Sejarah: Pintu Gerbang Majapahit Kuno yang Penuh Misteri dan Keindahan

Mataram mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613–1645), seorang tokoh yang dikenal berani dan gigih melawan kolonialisme Belanda.

Sultan Agung melakukan beberapa upaya untuk menyatukan Jawa dan melawan kekuasaan VOC di Batavia, meskipun akhirnya upaya tersebut tidak berhasil.

Mataram bukan hanya kerajaan besar dari segi militer, tetapi juga pusat kebudayaan Jawa.

Di masa Sultan Agung, budaya Jawa-Islam semakin berkembang, terbukti dari berbagai karya seni, sastra, dan adat istiadat yang diwariskan hingga kini.

BACA JUGA:Warisan Bersejarah yang Mengagumkan: Menelusuri Keindahan Pintu Gerbang Majapahit Kuno di Indonesia

Kesultanan Mataram terpecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, setelah Perjanjian Giyanti tahun 1755.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: