Jejak Kejayaan Kesultanan Gowa: Warisan Sejarah dan Perjuangan di Timur Indonesia
Jejak Kejayaan Kesultanan Gowa: Warisan Sejarah dan Perjuangan di Timur Indonesia--
Pada tahun 1700-an, Kesultanan Gowa semakin lemah dan akhirnya jatuh sepenuhnya pada abad ke-19 ketika Makassar sepenuhnya dikuasai oleh Belanda.
Warisan dan Pengaruh Kesultanan Gowa
Meskipun Kesultanan Gowa telah runtuh, warisannya masih sangat terasa di Sulawesi Selatan dan Indonesia pada umumnya.
Salah satu warisan penting adalah kebudayaan dan tradisi yang berkembang di bawah naungan Kesultanan Gowa.
BACA JUGA:Kebangkitan dan Kejayaan Kesultanan Banten: Sejarah Kerajaan Maritim yang Makmur
Salah satunya adalah penggunaan bahasa Bugis-Makassar yang merupakan bahasa utama di wilayah tersebut.
Selain itu, Kesultanan Gowa juga dikenal karena kebijakan toleransi beragama yang diterapkan oleh para sultan.
Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, mereka hidup berdampingan dengan berbagai kelompok etnis dan agama lainnya, seperti orang-orang Kristen, Hindu, dan Buddha, yang datang melalui jalur perdagangan.
Kesultanan Gowa juga meninggalkan banyak peninggalan arsitektur bersejarah, seperti benteng-benteng dan istana yang masih bisa ditemukan di Makassar hingga saat ini.
BACA JUGA:Kerajaan Bali: Sejarah Keemasan dan Pengaruh Budaya yang Mengukir Identitas Pulau Dewata
Benteng Fort Rotterdam, yang dibangun oleh Belanda di atas benteng Kesultanan Gowa, menjadi simbol penting dari sejarah panjang perjuangan kerajaan ini.
Kesultanan Gowa adalah simbol kejayaan dan perjuangan rakyat Sulawesi Selatan dalam menghadapi tantangan zaman, baik dalam hal perdagangan maupun perlawanan terhadap penjajah.
Meskipun pada akhirnya Kesultanan Gowa jatuh ke tangan penjajah, warisan budaya dan sejarahnya tetap menjadi bagian integral dari identitas dan kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan hingga saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: