Jejak Arkeologi di Indonesia Timur: Menelusuri Sejarah Konflik dan Perang Masa Lalu

Jejak Arkeologi di Indonesia Timur: Menelusuri Sejarah Konflik dan Perang Masa Lalu

Jejak Arkeologi di Indonesia Timur: Menelusuri Sejarah Konflik dan Perang Masa Lalu-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM – Penelitian tentang sejarah peperangan di Indonesia Timur telah menghasilkan wawasan baru berkat temuan-temuan arkeologi yang signifikan.

Dalam upaya mendalami aspek ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Pertahanan (Unhan) telah menyelenggarakan sebuah diskusi yang bertajuk "Arkeologi dan Pusaka Pasifik:

Jejak Strategi MacArthur di Indonesia Timur." Diskusi ini bertujuan untuk membahas hasil penelitian terkini terkait dengan strategi militer di wilayah tersebut.

Acara ini diorganisir oleh Pusat Riset Arkeologi Lingkungan Maritim dan Budaya Berkelanjutan (PR ALMBB). Herry Yogaswara, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, mengungkapkan harapannya agar diskusi ini dapat memacu penelitian lebih lanjut di masa depan.

Mayjen TNI Priyanto, Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Unhan, memberikan penghargaan atas penerbitan buku "Loncat Katak MacArthur di Papua dan Maluku" oleh Kol. Inf. Almuchalif Suryo. Buku ini membahas taktik militer yang diterapkan selama Perang Dunia II di wilayah Papua dan Maluku.

Priyanto berharap buku ini dapat memperluas pengetahuan sejarah, terutama bagi generasi muda mengenai konflik pasifik di daerah tersebut.

Dalam diskusi, Kol. Inf. Almuchalif Suryo menjelaskan bahwa buku ini terinspirasi oleh ketertarikannya terhadap strategi militer Jenderal Douglas MacArthur.

Buku ini memaparkan strategi "loncat katak," yang melibatkan pemanfaatan kekuatan superior untuk merebut pulau-pulau strategis secara efisien.

Strategi ini bertujuan untuk mengepung dan mengisolasi pasukan musuh dengan menduduki lokasi-lokasi kunci dalam kampanye militer.

Karyamantha Surbakti dari PR ALMBB BRIN menekankan pentingnya memperhatikan situs-situs sejarah di Morotai dalam kebijakan pengembangan wilayah.

Dia juga mendorong promosi wisata sejarah berbasis peninggalan Perang Dunia II di Morotai.

Surbakti berharap pengembangan pariwisata sejarah dapat mendukung pelestarian warisan budaya sekaligus menarik pengunjung dengan pengalaman yang mendalam mengenai sejarah perang.

Diskusi ditutup oleh Marlon Nicolay Ramon Ririmasse, Kepala PR ALMBB BRIN, yang berharap kolaborasi ini akan memperluas pemahaman dan memberikan perspektif baru tentang sejarah militer dan pertahanan di Indonesia.

BACA JUGA:Jejak Sejarah di Vietnam: Penemuan Kerangka Manusia Tertua dan Implikasinya terhadap Studi Arkeologi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: