Mengungkap Pengaruh Islam Dalam Sejarah dan Budaya Kesultanan Deli di Sumatera Selatan

Mengungkap Pengaruh Islam Dalam Sejarah dan Budaya Kesultanan Deli di Sumatera Selatan

Mengungkap Pengaruh Islam Dalam Sejarah dan Budaya Kesultanan Deli di Sumatera Selatan -Foto: net-

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat, Sifat dan Karakter Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan Mahabharata

Lonceng Cakra Donya memiliki sejarah yang dimulai dari hubungan erat antara Kesultanan Samudera Pasai dan Dinasti Ming di Tiongkok. 

Dinasti Ming, yang didirikan melalui pemberontakan petani, berusaha membangun hubungan baik dengan Pasai yang saat itu menjadi eksportir rempah-rempah ke berbagai wilayah termasuk Tiongkok. 

Sebagai simbol persahabatan, Kaisar Yongle dari Dinasti Ming menghadiahkan lonceng tersebut kepada Kesultanan Pasai melalui utusannya, Laksamana Cheng Ho. 

Pada abad ke-15, dalam salah satu ekspedisinya ke Aceh, Laksamana Cheng Ho menyerahkan Cakra Donya kepada Sultan Zainal Abidin dari Kesultanan Pasai.

BACA JUGA:Silsilah Keluarga Mahabharata, Mengungkap Asal Usul Pandawa dan Kurawa

Perjalanan Lonceng Cakra Donya Melalui Berbagai Zaman

Pada abad ke-16, Kesultanan Samudera Pasai berada di bawah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam, dan lonceng ini dibawa ke pusat Kesultanan oleh Sultan Ali Mughayatsyah.

Pada abad ke-17, Sultan Iskandar Muda menempatkan lonceng ini di kapal perang Aceh yang juga dinamakan Cakra Donya. 

Fungsi utama lonceng ini adalah sebagai alat pemanggil saat terdapat bahaya di laut dan sebagai pemberi aba-aba dalam perang.

BACA JUGA:Batu Ajaib dari Langit? Mengupas Kisah Penemuan Meteorit Maryborough yang Menggemparkan!

Namun, perjalanan lonceng ini tidak selalu mulus. Pada suatu masa, lonceng ini sempat dibawa oleh Portugis ketika mereka berhasil merebut kapal Aceh. 

Beruntung, Cakra Donya dikembalikan ke Kesultanan Aceh dan kemudian digunakan sebagai penanda azan dan berbuka puasa, serta sebagai tanda berkumpul untuk mendengarkan maklumat Sultan.

Lonceng Cakra Donya di Era Modern

Pada abad ke-19, Lonceng Cakra Donya digantung di bawah pohon di depan kantor Regional Belanda di Kuta Raja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: