Sejatinya Sosok Sailendra: Penguasa Jawa atau Sriwijaya

Sejatinya Sosok Sailendra: Penguasa Jawa atau Sriwijaya

Foto : Prasasti peninggalan Sriwijaya-Sejatinya Sosok Sailendra: Penguasa Jawa atau Sriwijaya-National geographic

“Masing-masing penguasa lokal itu,” tulis Boechari, “memiliki silsilahnya sendiri. Istilah Sanjayawamsa tidak pernah ditemui dalam prasasti maupun naskah sastra masa klasik. Daftar dalam prasasti Mantyasih dan susunan Stutterheim bukanlah suatu silsilah.”

Sebaliknya, Sailendrawamsa jelas disebutkan dalam sejumlah prasasti di Jawa yaitu prasasti Kalasan, Kelurak, atau Abhayagiriwihara.

Pada beberapa puluh tahun terakhir terjadi perkembangan lagi mengenai Sailendra. Rakai Panamkaran kemudian diidentifikasi sebagai Raja Sankhara. Nama ini diberitakan dalam prasasti dari daerah Sragen (Jawa Tengah).

BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah: 4 Suku Jambi yang Konon Berasal dari Pengaruh Sriwijaya dan Minangkabau

Kisahnya, ayah dari Raja Sankhara sakit panas delapan hari lalu meninggal. Takut akan ajaran guru ayahnya yang tidak benar, Raja Sankhara meninggalkan agama Siwa dan menjadi pemeluk agama Buddha Mahayana. Ia juga memindahkan pusat kerajaan  ke arah timur.

Oleh para ahli sejak era Boechari, ayah Raja Sankhara yang tak disebutkan dalam prasasti disamakan dengan Sanjaya. Sedangkan Raja Sankhara disamakan dengan Panamkaran.

“Sayangnya,” keluh Bambang Budi Utomo, “prasasti Raja Sankhara entah di mana keberadaannya saat ini. Prasasti itu pernah disimpan di Museum Adam Malik. Saat museum itu ditutup, koleksinya dijual ke pedagang loak.”

Asal mula Sailendra

Pada awal 1963 di Desa Sojomerto, Kabupaten Batang, dekat Pekalongan, ditemukan prasasti yang, uniknya, berbahasa Melayu Kuno.

BACA JUGA:Anak Muda yang Visioner, Pj Walikota Pagaralam Dukung Penuh Pekan Pendidikan Sriwijaya 2024

Huruf-huruf Pallawa dalam piagam batu itu menyebutkan nama-nama keluarga dari seorang tokohnya, Dapunta Selendra.

“Sembah kepada Siwa Bhatara Parameswara dan semua dewa... Dari yang mulia Dapunta Selendra.

Santanu adalah nama bapaknya, Bhadrawati adalah nama ibunya, Sampula adalah nama bininya dari yang mulia Selendra.” Demikian terjemahan isi prasasti Sojomerto.

Paleografinya bercorak abad ketujuh. “Lebih tua dari prasasti Kedukanbukit,” tulis Boechari. Ia juga menganalisis, Selendra adalah penyebutan Melayu untuk Sailendra (bahasa Sanskerta).

Sedangkan kata “dapunta” adalah terminologi Melayu Kuno. Dapunta Selendra adalah awal dari Dinasti Sailendra, tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: