Desakan Mundur Menkominfo Budi Arie, Ini Tanggapan Jokowi dan Evaluasi Terhadap Peretasan PDN

Desakan Mundur Menkominfo Budi Arie, Ini Tanggapan Jokowi dan Evaluasi Terhadap Peretasan PDN

Diskon mobil hatchback Promo Suzuki Baleno Juli 2024 Penawaran Yaris dan City Hatchback Harga mobil Suzuki Baleno Diskon besar hatchback bikinkan deskripsi singkat yang tepat ChatGPT Deskripsi singkat untuk artikel tentang diskon hatchback Juli 2024, fok--

PAGARALAMPOS.COM - Presiden Joko Widodo memberikan tanggapannya yang tegas terkait desakan agar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mundur dari jabatannya, menyusul serangan peretasan terhadap sistem Pusat Data Nasional (PDN).

Peretasan ini belum sepenuhnya pulih hingga saat ini, memicu kekhawatiran akan keamanan data nasional.

Pada acara peresmian pabrik dan ekosistem baterai serta kendaraan listrik Korea Selatan di Karawang, Jawa Barat, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa semua aspek terkait peretasan PDN telah dievaluasi secara menyeluruh.

Dia menyatakan bahwa tuntutan agar Menkominfo mundur sudah menjadi bagian dari evaluasi tersebut. "Semuanya sudah dievaluasi," ujar Jokowi dengan tegas.

BACA JUGA:Mahindra Thar Armada, Rival Suzuki Jimny 5 Pintu dengan Segudang Keunggulan

BACA JUGA:Rayakan HUT ke 54 Babek TNI, Mendukung Operasi Berbasis Tri Matra Terpadu

Evaluasi dan Solusi Terhadap Peretasan

Presiden menegaskan bahwa keamanan sistem PDN harus menjadi prioritas utama untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Dia menyoroti pentingnya melakukan cadangan data (backup) untuk semua data nasional guna menghindari kejutan yang tidak diinginkan. "

Yang paling penting semuanya harus dicarikan solusinya agar tidak terjadi lagi, di-back up semua data nasional kita," tambahnya.

BACA JUGA:Dugaan Korupsi Proyek PJTUS, Kantor Kementerian ESDM Digeledah, Bareskrim Temukan Bukti Ini

BACA JUGA:Destinasi Pesisir Terbaik Vietnam, Cek Lokasinya Disini

Konteks Global dan Tuntutan Masyarakat

Jokowi juga menyoroti bahwa serangan terhadap sistem PDN bukan hanya masalah Indonesia, tetapi juga terjadi di negara-negara lain menggunakan ransomware.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: