Rusia Kutuk Upaya Kudeta Militer Bolivia, Begini Pernyataan Putin

Rusia Kutuk Upaya Kudeta Militer Bolivia, Begini Pernyataan Putin

Foto : Kudeta di Bolivia.-Rusia Kutuk Upaya Kudeta Militer Bolivia, Begini Pernyataan Putin-Tempo.co

PAGARALAMPOS.COM - Rusia mengecam upaya kudeta militer Bolivia pada Kamis, 27 Juni 2024, dan memperingatkan adanya "campur tangan asing yang merusak" di negara Amerika Selatan tersebut.

Dua pemimpin militer Bolivia ditangkap hari Rabu setelah tentara dan tank mengambil posisi di luar gedung pemerintah dalam tindakan yang digambarkan oleh Presiden Luis Arce sebagai upaya untuk menggulingkan pemerintah.

Rusia bergabung dengan gelombang negara-negara yang mengutuk tindakan militer.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia mengharapkan "situasi tenang sesegera mungkin", sementara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan "mengutuk keras upaya kudeta militer".

BACA JUGA:Kemenlu Rusia Batasi Media Eropa, Ternyata Ini Alasannya

"Kami menyatakan dukungan penuh dan teguh kami terhadap pemerintahan Presiden Luis Arce," kata Kementerian Luar Negeri.

"Kami berdiri dalam solidaritas dengan rekan-rekan kami di Bolivia, mitra strategis kami yang dapat diandalkan," tambahnya.

Tuan Arce mengunjungi Rusia awal bulan ini, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan berbicara di forum ekonomi besar.

Dalam pertemuan tersebut, Putin memuji "fondasi rasa hormat yang kuat" antara kedua negara.

Perdana menteri juga ingin meningkatkan hubungan ekonomi, menurut catatan pertemuan Kremlin.

BACA JUGA:Rusia dan Ukraina Bertukar Tahanan Peran, Jumlahnya Sebegini Banyak

Ini adalah kunjungan langka yang dilakukan pemimpin asing ke Rusia, di tengah serangan militer besar-besaran Moskow terhadap Ukraina yang telah mengisolasi Presiden Putin di panggung dunia.

Moskow juga menyerang negara asing yang tidak disebutkan namanya pada hari Kamis, menuduh negara tersebut mencoba mencampuri proses politik Bolivia.

"Kami memperingatkan terhadap upaya asing yang merusak untuk mencampuri urusan dalam negeri Bolivia dan negara lain," kata Kementerian Luar Negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: