Teror Drone di Kejagung, Ancaman Baru di Tengah Pengusutan Kasus Korupsi Besar

Teror Drone di Kejagung, Ancaman Baru di Tengah Pengusutan Kasus Korupsi Besar

Teror Drone di Kejagung, Ancaman Baru di Tengah Pengusutan Kasus Korupsi Besar--

BACA JUGA:Drama Korea Why Her, Kisah Pengacara dan Mantan Napi

Dua minggu sebelum insiden drone, pada Ahad malam, 19 Mei 2024, Jampidsus Febrie Adriansyah dikuntit oleh anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) saat sedang makan malam di sebuah restoran Prancis di daerah Cipete, Jakarta Selatan.

Salah satu anggota Densus 88 tertangkap basah mengarahkan alat perekam ke arah Febrie dan kemudian diamankan oleh polisi militer yang mengawal Febrie.

Sehari setelahnya, pada Senin malam, 20 Mei 2024, Kejagung kembali mengalami teror dengan adanya konvoi kendaraan roda empat dan roda dua yang mengelilingi kantor Kejagung sambil membunyikan sirine dan menyalakan lampu merah dan biru.

Meskipun pihak Kepolisian menyatakan bahwa konvoi tersebut adalah patroli rutin, banyak pihak yang meragukan klaim ini.

BACA JUGA:Dibintangi Lee Jin Uk, Berikut Sinopsis Drakor Romansa Welcome to Wedding Hell

Dugaan Peretasan

Selain insiden drone dan konvoi kendaraan, Kejagung juga menghadapi dugaan peretasan.

Pada Sabtu, 25 Mei 2024, sebuah papan telop atau running text di dalam kompleks Kejagung menampilkan pesan "Maaf aku hack."

Meskipun pesan tersebut tidak lagi terlihat pada Minggu pagi, 26 Mei 2024, insiden ini menambah kekhawatiran akan keamanan dan integritas data di Kejagung.

BACA JUGA:Periksa 12 Saksi Kasus Asusila Pelatih Tari, Begini Isi Curhatan Korban Yang Lenyap di X

Tindakan Keamanan dan Penyidikan

Dalam menghadapi serangkaian teror ini, Kejagung terus berusaha menjaga keamanan dan melanjutkan penyidikan kasus korupsi dengan profesionalisme tinggi.

Direktur Penyidikan (Dirdik) Jampidsus Kejagung, Kuntadi, menegaskan bahwa semua tindakan hukum dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku, secara objektif, profesional, dan terukur.

Meskipun menghadapi berbagai rintangan, termasuk penebaran ranjau paku dan ancaman pembakaran alat berat, tim penyidik tetap berkomitmen untuk menyelesaikan kasus-kasus korupsi besar yang sedang ditangani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: