Sati di India, Janda Bakar Diri Setelah Kematian Suami, Kalau di Indonesia Si Wanita?

Ketika lubang itu terbakar, seorang wanita yang dianggap mati melompat ke dalam api lubang tersebut.

Ada juga metode yang tidak terlalu menyakitkan. Para janda terkadang diperbolehkan meminum racun sebelum dibakar.

Wanita mungkin digigit ular atau terluka di leher atau pergelangan tangan sebelum melompat ke dalam api.

BACA JUGA:Ritual Aneh Suku Apatani di India, Wanita Wajib Sumbat Hidung

Kapan praktek Sati dimulai?

Ada banyak perdebatan mengenai kapan praktek Sati yang kita kenal sekarang dimulai. Terdapat bukti bahwa praktik kremasi janda telah dilakukan selama ribuan tahun di Asia Selatan.

Oleh karena itu, hanya sedikit sumber terpercaya yang secara khusus menyebutkan Sati sebelum tahun 400 Masehi.

Sejarawan Yunani Aristobulus dari Cassandreia adalah sumber terpercaya paling awal yang menyebutkan Sati.

Setelah kematiannya pada tahun 327 SM Setelah melakukan perjalanan ke India bersama Alexander Agung pada tahun 150 SM, ia menulis tentang adat istiadat setempat.

BACA JUGA:Ritual Aneh Bikin Merinding, Sekte Aghori di India, Makan Mayat Agar Dekat dengan Tuhan

Salah satunya menyangkut seorang wanita yang mencoba melakukan bakar diri bersama suaminya. Cicero, Nicholas dari Damaskus, dan Diodorus juga menggambarkan contoh serupa mengenai bakar diri.

Kebanyakan sejarawan sepakat bahwa Sati diperkenalkan ke masyarakat India antara tahun 400 dan 500 Masehi. Setelah itu mencapai puncaknya sekitar tahun 1000 Masehi.

Menurut sejarawan Dehejia, sati pertama kali dimulai di kalangan bangsawan pejuang dan kemudian menyebar ke kasta lain.

Pada Abad Pertengahan, kebiasaan ini mulai menyebar semakin pesat. Sati awalnya dipraktikkan oleh kasta atas

Namun, orang-orang dari kasta rendah mencoba meniru apa yang mereka anggap lebih baik dan mulai mempraktikkannya.

Sumber: