Kebangkitan Pasar Kripto Pasca Skandal FTX: Analisis Jesse Choi, Co-CEO Reku

ETF ini juga menjanjikan penyederhanaan investasi dalam Bitcoin, dengan potensi biaya yang lebih rendah dibandingkan metode investasi lainnya.

Legitimasi Regulasi dan Institusi

Jesse juga membahas tren regulasi di pasar aset digital, terutama di Asia Tenggara. 

BACA JUGA:Tahun 2024: Tahun Menarik bagi Investor Kripto dengan Tiga Airdrop Besar

Ia mencatat bahwa sementara Amerika Serikat cenderung memimpin dalam regulasi aset digital, wilayah lain seperti Hong Kong dan Indonesia juga membuat kemajuan. 

Hong Kong proaktif dalam menjadi pusat kripto Asia, sementara Indonesia akan mengalihkan tanggung jawab regulasi kripto dari BAPPEBTI ke OJK, menandai pengakuan kripto sebagai instrumen keuangan yang sah di negara ini.

Langkah-langkah ini menunjukkan tren di mana pemerintah semakin mendukung regulasi dan inovasi di sektor aset digital. 

Sebagai contoh, peluncuran "Bulan Literasi Kripto" oleh pemerintah Indonesia menegaskan komitmen untuk mendidik publik dan mengintegrasikan aset digital ke dalam ekosistem keuangan utama.

BACA JUGA:Guild of Guardians Resmi Diluncurkan, Raih Kripto Hingga NTF Menarik

Kripto sebagai Perlindungan terhadap Inflasi

Jesse juga menyoroti peran dan persepsi Bitcoin yang semakin dilihat sebagai perlindungan terhadap inflasi, mirip dengan emas. 

Narasi seputar Bitcoin telah berkembang dari sekadar bentuk uang terdesentralisasi menjadi simpanan nilai. 

Dengan integrasi yang lebih formal seperti ETF dan penerimaan yang lebih luas oleh berbagai pemerintah dan lembaga global, Bitcoin menunjukkan bahwa ia dapat menjadi kelas aset yang tahan banting dan berharga, bahkan di tengah fluktuasi ekonomi.

Kondisi terkini pasar kripto ini telah mendorong sentimen bullish, meningkatkan adopsi dan investasi, baik dari investor institusional maupun ritel, sehingga mendorong harga Bitcoin ke level baru.***

Sumber: