Sosok Sebenarnya Buddha, Sang Pencerah Ajaran Kehidupan Duniawi

Sosok Sebenarnya Buddha, Sang Pencerah Ajaran Kehidupan Duniawi

Amitabha memiliki dua pendamping,

Avalokiteshvara dan Mahasthamaprapta, keduanya adalah Bodhisattva. Yang pertama, khususnya, memiliki pemujaan yang luas dan dikenal sebagai Bodhisattva dari welas asih dan belas kasihan yang tak terbatas.

Dia adalah emanasi duniawi dari Amitabha dan menjaga dunia sambil menunggu Buddha masa depan, Maitreya.

Namun, tradisi Timur di Tiongkok dan Jepang memuja sosok ini setara dengan dewa, masing-masing menyebutnya Guanyin dan Kannon dan sering menggambarkannya sebagai perempuan.

Siapa Buddha dan Siapa yang Akan Menjadi Buddha Baru?

Maitreya adalah Buddha yang akan datang setelah Shakyamuni. Dia diyakini berada di surga Tushita, surga keempat dari enam surga di alam keinginan.

BACA JUGA:Budaya Kebaikan di Jalur Kuno, Uniknya Ziarah Melintasi 88 Kuil di Jepang

Dari mana dia akan turun ke bumi di masa depan. Ketika ajaran Buddha dilupakan, dia akan mengambil tempatnya di bumi dan datang untuk mengajarkan Dharma lagi.

Menurut nubuat, seorang makhluk tercerah (Maitreya) akan datang sebagai penerus sejati Siddharta Gautama, dan ajarannya akan tersebar tanpa henti, mengakar di seluruh umat manusia.

Pemujaannya adalah salah satu yang paling luas di berbagai sekolah Buddha di seluruh dunia; itu adalah yang pertama kali dikhotbahkan dalam sejarah Buddha, dimulai dari abad ke-3 M.

Keunikan tradisi Maitreya adalah dua: pertama, ceritanya digambarkan mirip dengan bentuk awal pemujaan Shakyamuni, dan kedua, sosoknya memiliki analogi dengan gagasan mesias di Barat.

BACA JUGA:Pendaki Gunung Alpen Tak Sengaja Temukan Koin Kuno di Kuil Romawi Kuno

Faktanya, Raja Ashoka (penguasa India yang menyebarkan Buddhisme dan menggunakannya sebagai agama negara) menggunakannya sebagai alat politik revolusioner untuk penyebaran agama.

Selain itu, pemujaan Maitreya mengalami beberapa perubahan saat Buddhisme berkembang di luar negeri.

Contoh paling jelas adalah versi Tiongkok, di mana dia digambarkan sebagai "Buddha Tertawa" (Budai), dengan perut buncit dan ekspresi gembira, dipuja sebagai Dewa Keberuntungan dan kemakmuran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: