Konsolidasi Industri Pertahanan Dunia, Bagiamana Pilihan Jet Tempur Indonesia

Konsolidasi Industri Pertahanan Dunia, Bagiamana Pilihan Jet Tempur Indonesia

Namun bukan berarti negara-negara Eropa tidak mengadopsi nilai nasional, karena BAE Systems, Dassault Aviation dan Saab adalah cermin politik dari sovereign capability Inggris, Prancis dan Swedia.

BACA JUGA:Waduuh, Indonesia Diembargo Amerika, Jet Tempur TNI AU Yang Tertahan 7 Tahun di AS, Begini Kisahnya

Konsolidasi pada industri pertahanan dan dirgantara, khususnya pembuat jet tempur, terjadi saat teknologi pesawat tempur mengalami peralihan dari generasi keempat menuju generasi kelima.

Di antara kedua generasi teknologi tersebut, terdapat transisi teknologi yaitu generasi 4.5 dengan karakter seperti beberapa penempur generasi keempat mengadopsi radar AESA, kemampuan high manoeuverability, semi stealth dan sensor fusion.

Saat ini baru terdapat dua pesawat tempur generasi kelima yang operasional, yaitu F-22 buatan Lockheed Martin yang dikembangkan pada awal 1990-an dan F-35 yang dikembangkan pada awal 2000-an.

Di antara karakter jet tempur generasi kelima adalah menggunakan radar AESA, kemampuan super cruise, stealth penuh, sensor fusion penuh dan penyimpanan senjata di dalam fuselage pesawat.

BACA JUGA:Tau Kah Kamu, Siapa Sosok Srikandi Pilot TNI AU Pertama, Mampu Menerbangkan Pesawat Angkut Hercules C130

Sebagai hasil konsolidasi, Amerika Serikat saat ini hanya memiliki tiga pembuat pesawat tempur, yaitu Boeing, Lockheed Martin dan Northrop Grumman. Adapun Eropa mempunyai empat produsen jet tempur, yakni Dassault Aviation, BAE Systems, Saab dan Leonardo plus konsorsium Eurofighter.

Dari empat pabrikan plus satu konsorsium, hanya Dassault Aviation, Saab dan Eurofighter yang masih memproduksi dan memasarkan penempur generasi 4.5.

Adapun BAE Systems tidak memiliki produk baru setelah Hawk 100/200, sedangkan Leonardo berfokus pada pemasaran pesawat Lead-In Fighter Training (LIFT).

Kini produsen pesawat tempur di Amerika Serikat maupun Eropa mencurahkan sumberdaya pada desain dan pengembangan jet tempur generasi keenam.

BACA JUGA:TNI AU Bersiap Kerahkan C-130J-30 Super Hercules Untuk Airdrop Cargo Logistik di Gaza

Seperti program Next Generation Air Dominance (NGAD) di Amerika Serikat dan program Future Air Combat System (FCAS) yang merupakan kerja sama antara Dassault Aviation, Airbus dan Indra Sistemas.

BAE Systems bersama dengan Leonardo dan Mitsubishi Heavy Industries menjalin kemitraan untuk program Global Combat Air Program (GCAP).

Salah satu karakter pesawat tempur generasi keenam adalah Manned - Unmanned Teaming (MUM-T), yaitu pesawat tempur berawak akan beroperasi bersama dengan pesawat tanpa awak atau disebut Loyal Wingmen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: