Dokter Muslim: Pelopor Pengobatan Gangguan Jiwa di Era Keemasan Islam
Foto : Sejarah kedokteran muslim-Dokter Muslim: Pelopor Pengobatan Gangguan Jiwa di Era Keemasan Islam-National geographic
Peradaban Mesopotamia Kuno, Mesir Kuno, Persia, India, dan Tiongkok pun telah mengenal berbagai macam gangguan jiwa.
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Sejarah Islam di Spanyol Lewat 433 Kuburan, Jejak Penemuan Arkeologi
Kemudian, Islam muncul dan membawa revolusi di berbagai bidang ilmu, termasuk psikologi. Hal ini sangat memengaruhi perkembangan psikologi modern Barat.
Para dokter muslim menunjukkan ketertarikan pada semua cabang ilmu kedokteran, termasuk psikologi. Awalnya, psikologi masih tergabung dalam kedokteran umum.
Namun, seiring waktu, psikologi diklasifikasikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang terpisah, dengan nama "'ilaadj an-nafs" (pengobatan jiwa) atau "tib al-qalb" (penyembuhan hati atau pengobatan mental).
Menurut Afifa Thabet, sejarawan Islam dan masyarakat Arab, para dokter muslim menulis tentang banyak penyakit mental, seperti kecemasan, depresi, melankolia, epilepsi, skizofrenia, paranoid, pelupa, gangguan seksual, delusi persekusi, dan gangguan obsesif-kompulsif.
BACA JUGA:Buktikan Sejarah Islam! Arkeolog Yordania Temukan Gua Ashabul Kahfi Seperti dalam Al-Qur'an
"Mereka adalah orang pertama yang menambahkan 'gangguan psikosomatis' ke dalam kosakata sejarah psikologi," kata Afifa.
"Mereka juga percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh ketidakseimbangan kimiawi yang mempengaruhi otak," lanjut Afifa.
Kala ODGJ Justru Diperlakukan Baik
Di masa Islam pertengahan, orang dengan penyakit mental disebut "madjnun". Namun, mereka tidak dikucilkan. Justru, dalam keyakinan Islam, mereka harus diperlakukan dengan baik.
Banyak rumah sakit didirikan pada masa awal Islam, terinspirasi dari "rumah sakit" pertama di Masjid Nabawi Madinah pada masa Nabi Muhammad.
BACA JUGA:Mengenal Masjid Tua Tondon, Jejak Sejarah Islam di Kabupaten Enrekang
Rumah sakit Islam pertama yang sebenarnya didirikan di Baghdad pada abad ke-9, di masa Khalifah Abbasiyah Harun ar-Rasyid.
Rumah sakit ini, yang disebut "Bimaristan", terus mengembangkan sistem perawatan kesehatan yang inklusif dan menyeluruh, termasuk bagi orang-orang dengan gangguan mental.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: