Putin Siap Hadapi Konflik Nuklir, Dukungan Barat ke Ukraina Dituduh Meningkatkan Risiko

Putin Siap Hadapi Konflik Nuklir, Dukungan Barat ke Ukraina Dituduh Meningkatkan Risiko

Putin Siap Hadapi Konflik Nuklir, Dukungan Barat ke Ukraina Dituduh Meningkatkan Risiko--

PAGARALAMPOS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengeluarkan pernyataan kontroversial pada Senin lalu yang memperingatkan tentang risiko konfrontasi nuklir antara Rusia dan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.

Lavrov menuduh Amerika Serikat dan NATO berobsesi dengan gagasan untuk menimbulkan “kekalahan strategis” terhadap Rusia.

Lavrov menyatakan kekhawatirannya bahwa dukungan negara-negara Barat terhadap Ukraina, yang saat ini berkonflik dengan Rusia, memicu peningkatan risiko konfrontasi langsung antara kekuatan nuklir terbesar di dunia.

"Negara-negara Barat berada di ambang bentrokan militer langsung antara negara-negara nuklir, yang penuh dengan konsekuensi bencana,” ujarnya, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.

BACA JUGA:Awas Aspal! 7 Langkah Ini Untuk Mengetahui Oli Kendaraanmu Asli Atau Palsu

Tiga negara Barat yang memiliki senjata nuklir, yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, dianggap oleh Lavrov sebagai salah satu sponsor utama rezim di Kyiv dan pemrakarsa utama langkah-langkah provokatif.

Lavrov mengatakan bahwa risiko strategis yang serius dalam hal ini mengarah pada peningkatan tingkat bahaya nuklir.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebelumnya juga telah mengeluarkan pernyataan serupa, mengatakan bahwa Rusia secara teknis siap untuk perang nuklir.

Putin menegaskan bahwa jika Amerika Serikat mengirim pasukan ke Ukraina, hal ini akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang signifikan.

BACA JUGA:5 CC Paling Top Indo dengan Partner Terbanyak dan Terluas

"Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap,” kata Putin kepada televisi Rossiya-1 dan kantor berita RIA.

Meskipun demikian, pemerintahan Biden telah menegaskan bahwa mereka tidak berencana mengirim pasukan ke Ukraina.

Mereka menekankan perlunya menyetujui rancangan undang-undang bantuan keamanan yang terhenti untuk memastikan pasukan Ukraina mendapatkan senjata yang mereka butuhkan untuk melanjutkan perang yang sudah memasuki tahun ketiga.

Gedung Putih, sementara itu, telah mengatakan di masa lalu bahwa mereka tidak melihat tanda-tanda bahwa Rusia bersiap untuk menggunakan senjata nuklir meskipun ada yang disebutnya sebagai “penghancuran senjata nuklir” oleh Putin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: