Mengungkap Jejak Misteri Jejak Kaki Raksasa di Situs Arkeologi Ain Dara Suriah

Mengungkap Jejak Misteri Jejak Kaki Raksasa di Situs Arkeologi Ain Dara Suriah

Mengungkap Jejak Misteri Jejak Kaki Raksasa di Situs Arkeologi Ain Dara Suriah-Foto: net-

Situs ini pertama kali terungkap pada 1956 dan digali hingga tampak keseluruhan pada 1980. Arkeolog Suriah Ali Abu Assaf (1931-2018) menyebut bahwa penggunaan situs sebagai kuil yang berdiri di atas gundukan benteng dan ditinggikan di atas bangunan sekitarnya.

Situs Kuil Ain Dara ini pada awalnya dibuat dari batu bata lumpur yang dilapisi panel kayu. Struktur ini sudah hilang.

BACA JUGA:Jejal Pemukiman Prasejarah, Menjadikanya Kota-Kota Pertama di Dunia

BACA JUGA:Kota Kuno Peninggalan Suku Maya, Jejak Sejarah di Dasar Danau Atitlan

Namun dekorasinya begitu kayau di bagian dalam dengan dinding kuil yang terpampang dengan ratusan ukiran relief bergambar singa, kerub (makhluk mitologi dalam Alkitab), hiasan geomteris, palem, berbagai makhluk mitologi, dan dewa gunung.

Kuil Ain Dara dilengkapi dengan ruang tengah berbentuk persegi. Sementara itu di sekitarnya sisi yang mengelingi ruang tengah terdapat antecella.

Atau ruang depan seperti lobi berbentuk persegi panjang di bagian dalam bangunan yang memiliki galeri di tiga sisi. Antecella ini sangat umum dalam kuil-kuil di Syam peradaban Mesopotamia kuno.

Belum diketahui pasti untuk siapa Kuil Ain Dara dipersembahkan, beserta siapa pemilik jejak kaki raksasa yang terlihat hendak memasukinya. Para arkeolog belum memiliki kesepakatan tentang fungsi kuil ini.

BACA JUGA:Menggali Warisan Sejarah, Mengungkap Peran Arya Wiraraja dalam Lamajang Tigang Juru

BACA JUGA: Garuda Muda Membuat Bangga, Erick Thohir Banjir Komentar di Instagram Pasca Laga Bersejarah

Akan tetapi, pendapat yang paling umum menyatakan fungsinya sebagai kuil persembahan Ishtar, dewi kesuburan Mesopotamia kuno.

Pendapat lainnya mengatakan bahwa Kuil Ain Dara tersebut adalah tempat suci untuk dewi prajurit Astarte, atau dewa cuaca utama lokal Baal Hadad.

Namun, hal ini masih jauh dari pasti. Beberapa kelompok peneliti dan arkeolog lain berpendapat bahwa candi tersebut didedikasikan untuk pemilik tempat suci, dewi Astarte.

Beberapa kelompok masyarakat lain percaya bahwa Kuil Ain Dara didedikasikan untuk Baal Hadad, dewa cuaca utama di wilayah tersebut.

BACA JUGA:Kehidupan dan Kehancuran: Kisah Kerajaan Buleleng dalam Sejarah Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: