Bantah Ada 10 WNI Jadi Tentara Bayaran, Dubes Ukraina : Rusia Berbohong

Bantah Ada 10 WNI Jadi Tentara Bayaran, Dubes Ukraina : Rusia Berbohong

Foto : Dubes Ukraina Untuk RI Vasyl Hamianin-Bantah Ada 10 WNI Jadi Tentara Bayaran, Dubes Ukraina : Rusia Berbohong-Detiknews

PAGARALAMPOS.COM  - Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk RI, Vasyl Hamianin, buka suara soal adanya klaim Rusia yang menyebut 10 warga negara Indonesia (WNI) menjadi tentara bayaran untuk militer Ukraina. Vasyl menyebut pernyataan itu bohong.

"Rusia membuka mulut hanya untuk melontarkan kebohongan," ujar Vasyl kepada wartawan, Jumat (15/3/2024).

Seraya menyebut Rusia sebagai pembohong, Vasyl mempertanyakan bukti dari klaim mengenai tentara bayaran tersebut. Dia memandang bahwa pernyataan ini adalah upaya propaganda.

BACA JUGA:Ukraina Dibikin Kewalahan, Dua Peluncur Rudal Hanud Patriotnya Hancur di Donetsk, Dihantam Iskander-M Rusia

"Apakah Anda melihat bukti apa pun, selain kata-kata kosong dan tuduhan propaganda Rusia? Selain itu, mengapa Anda tidak bertanya kepada pihak berwenang di negara yang diduga mengirim tentara bayaran ke Ukraina? Saya ulangi, apakah ada bukti dan faktanya?" katanya.

"Jika tidak, kita semua tahu bahwa penguasa Rusia adalah pembohong dan provokator profesional. Saya tidak punya informasi mengenai hal ini," tambahnya.

Lebih lanjut, dia malah menyebut banyak warga negara Asia hingga Afrika yang menjadi tentara bayaran untuk Rusia. Dia mengaku memiliki semua bukti itu.

"Namun saya tahu bahwa ada warga negara dari beberapa negara di Asia, Afrika, Amerika Latin yang berperang sebagai tentara bayaran di tentara Rusia. Dan semuanya menjadi berita. Semua terbukti," katanya.

BACA JUGA:Rusia Disebut Turun Peringkat Sebagai Eksportir Senjata Global

Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis data jumlah 'tentara bayaran asing' yang berperang untuk Ukraina sejak Februari 2022. Dalam data tersebut, yang juga dirilis Kedutaan Besar Rusia di Jakarta

Ada 10 warga negara Indonesia yang dinyatakan telah bergabung dengan militer Ukraina dan empat di antara mereka telah tewas 'dihabisi' Rusia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Lalu M Iqbal, menyebut data-data yang diungkapkan perlu ditanyakan ulang kepada Rusia.

"Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki," kata Iqbal.

BACA JUGA:Operasional MBT Leopard Di Ukraina Dibikin Lelah, Akibat Serangan Drone Rusia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: