Pahlawan Nasional: Ratu Kalinyamat Wanita Pemberani dari Kerajaan Demak

Pahlawan Nasional: Ratu Kalinyamat Wanita Pemberani dari Kerajaan Demak

Pahlawan Nasional: Ratu Kalinyamat Wanita Pemberani Visioner Politik Maritim Nusantara--Net

BACA JUGA:Perang Selama 700 Tahun Lebih Berkonflik! Ini Daftar Perang Terlama Dalam Sejarah Dunia

Semangat penaklukan Demak itu rupanya tidak hanya rencana. Semangat itu telah menjadi cita-cita besar yang harus diraih, karenanya, nama-nama daerah yang akan ditaklukkan disematkan kepada anak-anak keluarga raja.

Ratu Kalinyamat dapat julukan juga sebagai Ratu Pajajaran, dengan harapan Demak kelak bisa melaklukkan Pajajaran. Ada pula yang dijuluki Pangeran Kediri dengan harapan kelak Demak bisa menaklukkan Kediri.

Pangeran Kediri ini yang merupakan kemenakan Sunan Prawoto dan Ratu Kalinyamat yang kemudian menggantikan kedudukan Sunan Prawoto di Demak. Tapi, kekuasaannya disebut De Graaf dan Pigeaud sebagai “kekuasaan sekadarnya”.

BACA JUGA:Pecahkan Rekor Dunia! Inilah Daftar 7 Penemuan Harta Emas Terbesar Sepanjang Sejarah

Disebut sekadarnya karena negeri-negeri lain yang tadinya berada di bawah kekuasaan Demak, seperti telah menjadi negeri mandiri. 

Maka, setelah Sultan Pajang Hadiwijoyo (Joko Tingkir) meninggal pada 1582, Pangeran Kediri ini mendatangi Pajang pada 1587, menuntut hak atas kekuasaan tertinggi sebagai raja.

Usaha Pangeran Kediri gagal. Panembahan Senopati yang memimpin Mataram berhasil mengacaukan kekuatan pasukan Pangeran Kediri yang menyerbu Pajang itu.

Keinginan menjadi raja tertinggi di Jawa inilah rupanya yang membuat Pangeran Kediri menolak permintaan bantuan dari Aceh untuk menyerbu Malaka. Ia takut Aceh akan menguasai Jawa jika Aceh atas bantuannya berhasil menaklukkan Portugis di Malaka.

BACA JUGA:Inilah Keunikan 5 Upacara dan Tradisi Adat Maluku yang Masih Dilestarikan

“Kejadian ini tentu dilihat oleh orang-orang Portugis sebagai ‘uluran tangan surga’ (obra divina); karena itulah De Couto menyajikan berita ini secara panjang lebar,” tulis De Graaf dan Pigeaud.

Penulis Portugis De Coute mencatat, pada 1564 Sultan Aladin Shah yang akan menyerbu Malaka meminta bantuan ke Demak. Namun, utusan Sultan Aceh itu malah dibunuh oleh Pangeran Kediri, karena tidak rela Aceh menang atas Portugis.

Maka, Portugis senang. Hal itu menunjukkan tertutupnya peluang bagi Aceh bersekutu dengan Demak untuk menyerbu Postugis.

Tersingkir oleh Mataram, pada 1587 Pangeran Kediri meminta bantuan ke Malaka untuk mengusir Maratam. Pada saat itu, Aceh sedang membuat perjanjian damai dengan Portugis di Malaka.

BACA JUGA:Keindahan Alam yang Tersembunyi, Inilah Destinasi Wisata Tuban yang Wajib Banget Kamu Kunjungi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: