Sejarah Perjuangan Masyarakat Tanjung Sakti di Kabupaten Lahat, Dari Abad ke-17 Hingga Abad ke-20

Sejarah Perjuangan Masyarakat Tanjung Sakti di Kabupaten Lahat, Dari Abad ke-17 Hingga Abad ke-20

Sejarah Perjuangan Masyarakat Tanjung Sakti di Kabupaten Lahat, Dari Abad ke-17 Hingga Abad ke-20--

Pangeran Antasari lahir di Tanjung Sakti pada tahun 1797, dari ibunya yang bernama Ratu Agung, putri dari Ki Gede Ing Suro. 

Pangeran Antasari menjadi pemimpin perlawanan Banjar melawan Belanda, dan mendapat gelar Pahlawan Nasional Indonesia.

Abad ke-20: Masa Kemerdekaan Indonesia

Pada abad ke-20, Tanjung Sakti menjadi bagian dari Republik Indonesia yang merdeka pada tahun 1945. 

BACA JUGA:Kisah Bersejarah Kerajaan Demak Dibawah Pimpinan Sultan Trenggana, Ternyata Begini Peran Pentingnya!

Pada masa ini, Tanjung Sakti mengalami berbagai peristiwa penting, seperti perang kemerdekaan melawan Belanda dan Jepang, pemberontakan PRRI/Permesta, konfrontasi dengan Malaysia, dan reformasi. 

Masyarakat Tanjung Sakti juga berpartisipasi dalam pembangunan nasional, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, dan infrastruktur.

Salah satu peninggalan sejarah yang ada di Tanjung Sakti adalah bom atom yang tidak meledak, yang ditinggalkan oleh Jepang pada masa Perang Dunia II. 

Bom atom ini ditemukan oleh warga di Simpang Tiga Tanjung Sakti pada tahun 1972, dan kemudian diabadikan sebagai monumen sejarah. 

BACA JUGA:Sriwijaya Kerajaan Maritim di Nusanara, Tinggalkan 10 Jejak Sejarah Berupa Prasasti dan Candi

Bom atom ini menjadi bukti bahwa Jepang pernah memiliki senjata nuklir, dan juga menjadi simbol perjuangan masyarakat Tanjung Sakti melawan penjajah.

Abad ke-21: Masa Kemajuan di Era Modern

Pada abad ke-21, Tanjung Sakti mengalami perkembangan yang pesat di era modern. Tanjung Sakti menjadi salah satu kecamatan yang maju di Kabupaten Lahat, dengan memiliki berbagai fasilitas dan potensi, seperti pendidikan, kesehatan, pariwisata, pertanian, dan pertambangan. 

Tanjung Sakti juga menjadi salah satu sentra produksi kopi di Sumatera Selatan, dengan memiliki kualitas kopi yang tinggi dan banyak diminati oleh pasar lokal maupun internasional.

Masyarakat Tanjung Sakti juga tetap menjaga budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Mereka masih menghormati sistem marga, yang merupakan bentuk solidaritas dan kekeluargaan antara suku dan sumbai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: