TNI AL Operasikan Drone Intai, Berkemampuan Serang Schiebel Camcopter S-100

TNI AL Operasikan Drone Intai, Berkemampuan Serang Schiebel Camcopter S-100

Kemampuan terbang drone ini meliputi kecepatan terbang maksimum240 km per jam, kecepatan laju 185 km per jam, serta kecepatan operasi 100 km per jam.

BACA JUGA:Pastikan Kesiapan Tempur Satuan Arhanud, Kasad Tinjau Latihan Menembak Senjata Berat

Endurance di udara Schiebel S-100 adalah enam jam dengan playload 50 kilogram dan batas ketinggian terbang mencapai 5.500 meter.

Dari sisi operator, pihak manufaktur yakni Schiebel Elektronische Gerate GmBH melengkapi Ground Control Station (GCS) dengan layar mission control yang dapat memberikan informasi video realtime dari kamera pilot. Termasuk display data penerbangan seperti pada umumnya di pesawat modern.


Foto : Drone intai TNI AL.-TNI AL Operasikan Drone Intai, Berkemampuan Serang Schiebel Camcopter S-100-Puspenerbal

Dengan tampilan multifungsi pada layar kontrol, drone dengan teknologi fly by wire ini mampu memberikan informasi dan peringatan tentang sistem yang ada di pesawat dan di darat.

BACA JUGA:Jerman-Perancis Kembangkan MBT Next Generation, Kabarnya Menghadapi Perang Dimasa Depan

Arsitektur dan link yang dimiliki drone tersebut juga mampu menyediakan data dengan bendwidth yang tinggi sehingga secara bersamaan dapat mengirimkan multiple video streaming dan memungkinkan integrasi yang sederhana dari bermacam-macam payload.

Lingkup tugas Schiebel S-100 mencakup intai jarak jauh, operasi di pesisir pantai, dukungan misi, pelindungan convoy, pengamanan dan pengawasan multisensor, anti penyelundupan, keamanan perbatasan serta SAR.

Dirunut dari kemunculannya, drone S-100 mulai dioperasikan pada tahun 2006. Sejak diluncurkan, drone ini memang terbilang laris di kalangan sipil dan militer.

Di sekitaran Indonesia, S-100 telah digunakan oleh AL Singapura, sebaliknya pengadaaan S-100 justru dibatalkan Australia karena alasan politik beberapa saat lalu.

BACA JUGA:Alutsista Kostrad Jadi Primadona Pengunjung, Panglima Kunjungi Stand Pameran TNI AD Fair 2023

Meski resminya adalah UAV (Unmanned Aerial Vehicle), namun Schiebel S-100 dapat pula menjadi UCAV (Unmmaned Combat Aerial Vehicle), artinya drone helikopter ini dapat melaksanakan misi tempur.

Dengan berpatokan pada kapasitas payload 50 kg, maka drone ini dapat di setting untuk membawa dua unit rudal, yakni LMM (Lightweight Multirole Missile) produksi Thales Air Defence.

Rudal LMM punya bobot 13 kg dengan berat hulu ledak 3 kg. Rudal udara ke permukaan ini menggunakan hulu ledak berfragmentasi dan mampu melesat dengan kecepatan Mach 1.5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: