Diselimuti Nilai Spiritual, Inilah 5 Tempat ANGKER di Jawa Timur, Nomor 3 Paling Melegenda

Diselimuti Nilai Spiritual, Inilah 5 Tempat ANGKER di Jawa Timur, Nomor 3 Paling Melegenda

Diselimuti Nilai Spiritual, Inilah 5 Tempat ANGKER di Jawa Timur, Nomor 3 Paling Melegenda-net-Net

PAGARALAMPOS.COM - Jawa Timur, dengan segala kekayaan budaya, sejarah, dan alamnya yang memukau, juga merupakan tempat di mana misteri dan nilai spiritual berkembang dengan kuat. 

Di tengah pesona alam yang memikat, terdapat lima tempat angker yang telah dikenal secara luas, dan salah satunya menduduki peringkat ketiga dalam legenda mistisnya. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lima tempat angker yang dipercayai memiliki nilai spiritual yang mendalam di Jawa Timur, dan kami akan mengungkapkan kisah di balik tempat ketiga yang paling melegenda di antaranya. 

Siapkan diri Anda untuk memasuki dunia misteri dan roh-roh yang menghantui, sambil merenungkan makna spiritual yang tersembunyi di dalamnya.

BACA JUGA:Unik Sihh, Tapi Suku ini Punya Tradisi Pernikahan Sedarah, Jadi bisa Nikah Sama Ibu Sendiri

1. Watu Menyan: Batu Kemenyan yang Misterius

Watu Menyan, sebuah bukit kecil yang terletak di Dusun Grunggung, Desa Gunungsari, Kecamatan Arjosari, menjadi tempat pertama dalam daftar ini. 

Jaraknya sekitar 9,6 kilometer dari pusat Kota Pacitan, dapat diakses dalam waktu 14 menit menggunakan kendaraan roda dua atau empat. 

Watu Menyan dianggap angker karena diyakini sebagai tempat tinggal bangsa jin berwujud harimau gembong. 

Munculnya makhluk ini terbatas pada waktu tertentu, dan tidak semua orang bisa melihatnya.

BACA JUGA:Sedarah, Pertahankan Keturunan dan Populasi Saudara Kandung Sendiri di 'Lahap' Juga, Tradisi Suku Polahi

Kisah-kisah aneh juga mengelilingi Watu Menyan. Salah satunya adalah cerita tentang seorang pengunjung dari Jakarta yang tanpa sengaja membawa pulang sebuah batu akik dari area sekitar Watu Menyan.

Namun, keberuntungan tidak berpihak padanya, karena batu tersebut tidak hanya membawa ketakutan, tetapi juga mengeluarkan darah saat dibelah dan akhirnya dikembalikan ke tempat asalnya.

Nama "Watu Menyan" sendiri berasal dari kemiripan bebatuan di sekitarnya dengan kemenyan, baik dalam bentuk maupun teksturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: