Histori Gereja Tertua di Sumsel, 125 Tahun Lalu Punya Cerita Pilu di Masa Kolonial, Yuk Cek Lokasinya!

Histori Gereja Tertua di Sumsel, 125 Tahun Lalu Punya Cerita Pilu di Masa Kolonial, Yuk Cek Lokasinya!

Romo Titus, seorang pemimpin Gereja Santo Mikael, mengungkapkan bahwa sisa-sisa pembantaian dimasa itu.

BACA JUGA:Luar Biasa! Gereja Tertua di Sumatera Selatan Ini Terletak di Perbatasan, Dimanakah Lokasinya?

mirisnya, makam korban pembantaian masih dapat ditemukan beberapa meter dari bangunan gereja.


Foto : Gereja Santo Mikael.-Histori Gereja Tertua di Sumsel, 125 Tahun Lalu Punya Cerita Pilu di Masa Kolonial, Yuk Cek Lokasinya! -Google.com

Diantara makam tersebut, terdapat makam Pastur Van Camvel, yang merupakan Pastur pertama yang memasuki Sumatera Selatan.

Wilayah penyebaran agama Katolik dimulai dari Padang Sumatera Barat, melalui wilayah Bengkulu, dan kemudian sampai ke Tanjung Sakti.

Saat itu, Tanjung Sakti direncanakan sebagai pusat pemerintahan Bendala karena perkembangan agama Katolik begitu pesat di daerah tersebut.

BACA JUGA:Pembuktian Atlantis yang Hilang dan Kaitannya dengan Penemuan di Gunung Padang

Meskipun saat ini jumlah jemaat mencapai sekitar 400 orang, mereka telah tersebar di Tanjung Sakti Pumi dan Pumu.

Meskipun menyimpan cerita tragedi pembantaian, Tanjung Sakti juga dikenal karena tingginya toleransi antar umat beragama.

Hal ini telah terjadi sejak zaman penjajahan hingga saat ini. Masyarakat di Tanjung Sakti saling menghargai.

Dan menerima kehadiran umat agama lain, baik itu umat Katolik, umat Muslim, atau yang lainnya.

BACA JUGA:Netizen Wajib Tau, 3 Mitos Sejarah Gunung Kawi, Salahsatunya Ada Jejak Kerajaan Besar, Yuk Kita Simak!

Di wilayah ini, berbagai peninggalan zaman penjajahan seperti piano, buku, dan makam-makam tua masih terawat dengan baik.

Semangat toleransi dan kerukunan antar umat di Tanjung Sakti merupakan salah satu nilai luhur yang harus dijaga dan menjadi teladan bagi masyarakat di daerah lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: