Menelusuri Kisah Hidup Ken Arok, Dari Bayi Terbuang Hingga Jadi Sosok Pendiri Kerajaan

Menelusuri Kisah Hidup Ken Arok, Dari Bayi Terbuang Hingga Jadi Sosok Pendiri Kerajaan

Mengenal Sosok Ken Arok, Dari Bayi Terbuang hingga Pendiri Kerajaan Tumapel, Simak Kisahnya!-Kolase-Berbagai Sumber

Pada malam berikutnya, Ken Arok mencuri keris pusaka tersebut dari Kebo Hijo yang sedang mabuk. Ia menyusup ke kamar tidur Tunggul Ametung dan membunuhnya di tempat tidurnya.

BACA JUGA:Tradisi Ritual Adat yang Tabu dan Tak Lazim 5 Suku di Indonesia

Ken Dedes menjadi saksi pembunuhan suaminya, tetapi ia mendukung rencana pembunuhan tersebut karena pernikahannya dengan Tunggul Ametung dikenai oleh keterpaksaan.

Kebo Hijo kemudian mengecam mati karena keris Mpu Gandring yang dianggap sebagai miliknya ditemukan menancap pada mayat Tunggul Ametung.


--

Setelah Tunggul Ametung meninggal, Ken Arok memproklamirkan dirinya sebagai Akuwu baru Tumapel dan menikahi Ken Dedes.

Tak seorang pun berani melawan keputusannya. Ken Dedes pada saat itu sedang mengandung anak Tunggul Ametung yang bernama Anusapati, juga dikenal sebagai Panji Anengah.

BACA JUGA:Tak Hanya Jadi Situs Megalitikum Tertua, Penemuan Kujang Gunung Padang Juga Satu-satunya di Dunia?

Pada tahun 1221, terjadi perselisihan antara Raja Kertajaya dari Kerajaan Kadiri dengan para brahmana.

Para brahmana itu pindah ke Tumapel dan meminta perlindungan Ken Arok karena mereka diserang oleh Kertajaya.

Dengan peluang ini dan dukungan para brahmana, Ken Arok memberontak dan mempersiapkan serangan terhadap Kerajaan Kediri.

Ia menyatakan Kadipaten Tumapel sebagai kerajaan merdeka yang lepas dari Kerajaan Kediri. Sebagai raja pertama Tumapel, ia memakai gelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.

BACA JUGA:Wisata Gunung Padang Gegerkan Dunia, Bahkan Menjadi Sasaran Para Arkeolog!

Namun, Raja Kertajaya (dalam Pararaton disebut Dhandhang Gendis) mengaku tidak takut menghadapi serangan dari Tumapel.

Ia menyatakan bahwa ia hanya bisa dikalahkan oleh Bhatara Siwa. Mendengar hal tersebut, Ken Arok memakai gelar Bhatara Siwa (= Bhatara Guru) dan bersiap untuk eksekusi melawan Kertajaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: