Menelusuri Kisah Hidup Ken Arok, Dari Bayi Terbuang Hingga Jadi Sosok Pendiri Kerajaan
Mengenal Sosok Ken Arok, Dari Bayi Terbuang hingga Pendiri Kerajaan Tumapel, Simak Kisahnya!-Kolase-Berbagai Sumber
PAGARALAMPOS.COM - Ken Arok adalah sosok yang memainkan peran penting dalam sejarah Jawa Timur sebagai pendiri Kerajaan Tumapel.
Dilahirkan pada tahun 1182, ia adalah putra Gajah Para, seorang pejabat setingkat Wedana di era Kerajaan Kediri, dari desa Campara (Bacem, Sutojayan, Blitar), dengan seorang wanita desa Pangkur (Jiwut, Nglegok, Blitar) bernama Ken Ndok.
Sayangnya, ayahnya meninggal saat Ken Arok masih dalam kandungan, dan dia dibuang di sebuah pemakaman setelah ibunya dibawa ke Kediri.
Namun, ia kemudian ditemukan dan diasuh oleh seorang pencuri bernama Lembong.
BACA JUGA:Tau Gak Sih? ini Dia 3 Sejarah dan Misteri Gunung Kawi yang Harus Kamu Tau
Dalam masa pertumbuhan, Ken Arok tumbuh menjadi berandal yang pandai mencuri dan gemar berjudi, sehingga ia memberikan banyak hutang kepada Lembong.
--
Akibatnya, Lembong mengusirnya dari tempat tinggal mereka. Ken Arok kemudian diasuh oleh Bango Samparan, seorang penjudi dari desa Karuman (sekarang Garum, Blitar), yang melihatnya sebagai pembawa keberuntungan.
Ken Arok yang tidak betah hidup sebagai anak angkat Genukbuntu, istri tua Bango Samparan, dan Thirthaja, istri muda Bango Samparan, kemudian berteman dengan Tita, anak kepala desa Siganggeng (Sengsekaranggreng, Sumberpucung, Malang).
Keduanya menjadi pasangan perampok yang ditakuti di seluruh wilayah Kerajaan Kadiri.
Suatu hari, Ken Arok bertemu dengan seorang Brahmana dari India bernama Lohgawe, yang datang ke Jawa dalam pencarian titisan Wisnu.
Dari ciri-ciri yang ditemukan, Lohgawe yakin bahwa Ken Arok adalah orang yang dicarinya.
Menurut Serat Pararaton, Ken Arok juga digambarkan sebagai keturunan Dewa Brahma, yang secara simbolis menggambarkan status sosial dan keunggulan Ken Arok dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Dengan bantuan Lohgawe, Ken Arok dibawa ke Kadipaten Tumapel (sekarang Singosari, Malang), salah satu wilayah bawahan Kerajaan Kadiri yang dipimpin oleh Tunggul Ametung, seorang akuwu setingkat camat saat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: