Suku Pekal, Perjalanan Rakit Putri Rindu Bulan yang Mengubah Ayam Menjadi Elang, Simak Keunikannya!

Suku Pekal, Perjalanan Rakit Putri Rindu Bulan yang Mengubah Ayam Menjadi Elang, Simak Keunikannya!

Suku Pekal, Perjalanan Rakit Putri Rindu Bulan yang Mengubah Ayam Menjadi Elang, Simak Keunikannya!-Kolase-Berbagai Sumber

Bahasa suku Pekal juga merupakan bukti percampuran antara bahasa Minangkabau dan bahasa Rejang.

Saat ini, percampuran bahasa tidak hanya terbatas pada bahasa Minangkabau dan Rejang, melainkan juga mencakup bahasa-bahasa lain seperti Batak, Jawa, dan Bugis.

BACA JUGA:Mengenal 4 Suku Keturunan Tionghoa di Sumatera, Ternyata Sudah Menguasai 50 Persen Daerah Ini

Perbedaan dalam varian bahasa menjadi salah satu ciri khas percampuran bahasa pada suku Pekal. Variasi ini terkait dengan intensitas hubungan suku Pekal dengan suku Minangkabau dan Rejang.

Jika suatu daerah lebih dekat dengan suku Rejang, varian bahasa yang terlihat dalam dialek akan cenderung mengarah ke bahasa Rejang.


--

Namun, jika daerah tersebut mendekati wilayah budaya Minangkabau, dialeknya akan cenderung mengarah ke bahasa Minangkabau.

Tradisi dan budaya suku Pekal banyak dipengaruhi oleh dua budaya lain, yaitu budaya Minangkabau dan budaya Rejang, dengan sedikit pengaruh atau unsur dari Melayu Pesisir Bengkulu.

BACA JUGA:Memiliki Garis Keturunan Tionghoa! Tak Disangka Ternyata Suku Ini Berada di Sumatera, Apa Saja Suku Itu?

Mereka terlihat sangat terbuka dalam menerima dan menyerap tradisi dan budaya dari luar, yang kemudian menjadi bagian integral dari budaya mereka sendiri.

Mencari akar budaya asli suku Pekal menjadi suatu tantangan, karena sebagian besar tradisi dan budaya mereka merupakan hasil adaptasi dan pengaruh dari budaya luar.

Dalam menggali lebih dalam tentang suku Pekal, kita tidak hanya menemukan sejarah yang unik, tetapi juga sebuah cerminan dari keragaman budaya di Indonesia.

Dalam perbedaan kekayaan dan perpaduan budaya suku Pekal, kita dapat melihat sejauh mana Indonesia memiliki kerawanan yang tak ternilai harganya, yang terus hidup dan berkembang dalam harmoni di tengah masyarakat yang majemuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: