'Balok Batu' Situs Gunung Padang Menghasilkan Frekuensi Nada Unik, Kabarnya Digunakan Instumen Musikal Modern
Untuk diketahui fungsi situs Gunung Padang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi peradaban purba yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM.
Peneliti dari Bandung Fe Institute menemukan di sudut belakang bagian timur undak pertama situs Gunung Padang ada sejumlah batu yang tersusun sedemikian rupa.
Dengan memukulnya akan terdengar suara nyaring berfrekuensi tinggi bagaikan nada-nada.
Bebatuan tersebut seolah menjadi sebuah alat musik litofonik purba. Tapi berbeda dengan berbagai artefak litofonik warisan megalitik yang juga ditemukan di banyak negara di kawasan Asia Tenggara.
"Dari Ukuran dari artefak ini jauh lebih besar dimensinya," ujar peneliti Bandung Fe Institute, Hokky Situngkir.
Dengan menggunakan analisis fast fourier transform, Hokky dkk memetakan nada-nada yang dicurigai sampel frekuensinya ke tangga nada barat dan ditunjukkan pengerucutan pada empat nada yakni 'f'-'g'-'d'-'a
Menurut dia, mayoritas batuan yang disampling tidak menghasilkan bunyi yang frekuensinya dapat diklaim sebagai 'nada' tertentu.
Namun ada dua kelompok batuan yang menghasilkan nada dengan frekuensi relatif tinggi, dalam interval 2683Hz-5171Hz.
"Dua kelompok batuan ini terdapat di teras pertama dan teras kedua," terangnya.
Tangga nada dalam pengelompokan batuan itu lazim digunakan dalam musikologi modern.
Jadi, mungkinkah intonasi nada ketuk yang dikeluarkan balok batu di Situs Gunung Padang sebagai ciptaan maha karya orang purba.
Jika disimpulkan, apakah seni musik purba menjadi patokan dan instrumenya masih digunakan pada musik modern diera sekarang.
Disampaikan Hokky, fakta ini menunjukkan bahwa sangat mungkin tradisi megalitik di situs Gunung Padang telah mengenal instrumen musik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: