WOW! Ternyata Kerajaan Padjajaran Terbentuk Hasil Penyatuan 2 Kerajaan Besar, Kerajaan Apakah Itu?
PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Padjajaran dikenal sebagai Kerajaan Hindu-Buddha yang sama sekali tidak bisa dikuasai oleh Majapahit.
Namun kisah dari kerajaan Padjajaran tidak hanya itu, sejarahnya panjang termasuk melibatkan kisah ketika disatukan oleh Prabu Siliwangi.
Sebelumnya di bumi Sunda berdiri dua kerajaan besar yaitu Kerajaan Sunda dan Galuh.
Penyatuan keduanya ternyata sudah terjadi selama tiga kali.
BACA JUGA:Kisah JUNG Si Kapal Perang Majapahit Yang Melegenda, Mengangkut 1000 Pasukan Untuk Berperang!
Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan bercorak Hindu terbesar di Pakuan (sekarang Bogor), Jawa Barat.
Kerajaan ini didirikan pada 923 M oleh Sri Jayabhupati yang terbentang dengan luas sepertiga atau seperdelapan pulau Jawa
Raja-raja Sunda Pajajaran berdasarkan catatan sejarah yang memerintah di Pakuan Pajajaran yakni Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521) bertahta di Pakuan (Bogor sekarang).
Surawisesa (1521 – 1535) bertahta di Pakuan, dan Ratu Dewata (1535 – 1543) juga bertahta di Pakuan.
BACA JUGA:DAHSYAT! Inilah Kekuatan Kapal Jung Armada Militer Terkuat Se-Asia Tenggara Milik Majapahit
Sri Baduga Maharaja mengawali kariernya saat memerintah Kerajaan Pajajaran pada tahun 1482 M hingga 1521 M.
Di bawah naungan Sri Baduga Mahara inilah Kerajaan Pajajaran mengalami puncak perkembangan yang pesat
Prabu Siliwangi disebut sebagai seorang muslim, Ia raja berkutnya di Pajajaran.
Prabu Siliwangi katanya di-Islamkan oleh Syekh Hasanuddin atau lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Quro yang merupakan seorang ulama besar yang lahir sebelum era Wali Sembilan
BACA JUGA:Armada Militer Terkuat Se-Asia Tenggara! Inilah Kapal Jung Kerajaan Majapahit Zaman Dahulu
Dirangkum dari berbagai sumber sejarah, penerus tahta Prabu Siliwangi yang dianggap paling berhasil adalah Prabu Surawisesa.
Sepeninggal ayahnya yang berkuasa selama 39 tahun, Kerajaan Sunda yang berikbukota di Pakuan Pajajaran tidak meredup kejayaannya.18 Jun 2022
Pakuan Pajajaran hancur, rata dengan tanah, pada tahun 1579 akibat serangan Kesultanan Banten.
Berakhirnya zaman Kerajaan Sunda ditandai dengan dirampasnya Palangka Sriman Sriwacana dari Paktuan Pajajaran oleh Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.
Prabu Siliwangi, Raja yang Terkenal dari Kerajaan Pajajaran. Prabu Siliwangi memerintah Kerajaan Pajajaran selama 39 tahun, antara 1482 hingga 1521.
Mungkin di zaman Prabu Siliwangi inilah Kerajaan Majapahit sangat kuat dan berkuasa serta memiliki Armada Laut dan pasukan yang kuat tiak mampun manklukan Pajajaran.
Ada kerajaan kecil di pulau jawa yang sampai Majapahit Runtuh tidak bisa di taklukan, meskipun Majapahit sangat kuat mengusai lautan dan daratan di Nusantara.
Tapi kerajaan ini sanggup menahan gempuran pasukan Majapahit dan tidak bisa ditaklukan oleh kerajaan Besar ini.
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang pernah berdiri pada abad ke-13 hingga abad ke-16. Namun, ada juga yang menuliskan berdiri pada abad ke-14 hingga abad ke-15.
Kerajaan Majapahit terletak dan berpusat di Jawa Timur, dan dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar di wilayah Asia Tenggara pada masa lalu.
Dalam catatan sejarah, Majapahit hampir menguasi seluruh daerah Nusantara pada masa itu.
Pendiri Majapahit, Raden Wijaya pada tahun 1293, yang merupakan menantu dari Kertanegara, raja terakhir Singasari.
BACA JUGA:Terungkap! Ini Dia Nama 4 Makam Keramat Misterius di Gunung Salak!
Kerajaan Majapahit tidak terlepas dari Kerajaan Singasari. Raden Wijaya merupakan menantu Kertanegara, raja Kerajaan Singasari.
Pada tahun 1292 M, terjadi pemberontakan di Singasari yang dilakukan oleh Jayakatwang yang menyebabkan runtuhnya Singasari.
Pada waktu itu Raden Wijaya melarikan diri bersama Arya Wiraraja. Raden Wijaya kemudian mendiami sebuah hutan di Trowulan yang merupakan tanah sima pada masa Kerajaan Singasari. Wilayah ini kemudian dinamakan Majapahit.
Penamaan Majapahit didasarkan pada nama buah maja yang banyak ditemukan diwilayah Trowulan serta memiliki rasa yang pahit.
Wilayah Majapahit berkembang hingga mampu menarik simpati penduduk Daha dan Tumapel.
Niat balas dendam Raden Wijaya terbantu lebih cepat setelah adanya pasuka Khubilai Khan yang tiba pada 1293. Setelah mengalahkan Jaya Katwang, Raden Wijaya kemudian menyerang pasukan Mongol dibawah Kubulaikhan.
Setelah mengalahkan Mongol dan Kediri, Raden Wijaya kemudian diangkat menjadi raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215.
Setelah diangkat sebagai raja, Raden Wijaya kemudian bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
Konon kekuasaan kerajaan Majapahit membentang begitu luas, namanya disegani berbagai kerajaan di Asia.
Meski berhasil mempersatukan wilayah Nusantara, Majapahit tidak bisa menguasai Pajajaran atau Sunda yang kecil.
Pusat pemerintahan atau ibu kota terakhir Pajajaran sebelum hancur oleh pasukan Islam dari Demak dan Banten berada di sebuah kota bernama Dayo.
Para ahli meyakini, Dayo yang dimaksud adalah kawasan yang meliputi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor di Jawa Barat saat ini.
Raja memiliki istana yang sangat megah, dibangun dengan 330 pilar kayu setinggi lima depa, dengan ukiran indah di atasnya.
BACA JUGA:OMG, Prabu Siliwangi Beragama Islam, Raja Padjadjaran Yang bisa Meredam Penaklukan Majapahit!
Kemudian pada 1856, Administrator orientalis dan kolonial John Crawfurd (1783-1868), berhasil memecahkan soal misteri lokasi Kota Dayo.
Lokasi Keraton Pakuan terletak pada lahan lemah duwur.
Yakni di atas bukit yang diapit oleh tiga batang sungai berlereng curam, yakni Cisadane, Ciliwung (Cihaliwung) dan Cipaku (anak Cisadane).
Kemudian, di tengahnya mengalir Sungai Cipakancilan yang ke bagian hulu sungainya bernama Ciawi.
Pakuan terlindung oleh lereng terjal pada ketiga sisinya, namun di sisi tenggara kota berbatasan dengan tanah datar dan terdapat benteng (kuta) yang paling besar, pada bagian luar benteng terdapat parit yang merupakan bentuk negatif dari benteng tersebut.
Tanah galian parit itulah yang diperkirakan untuk dijadikan bahan pembangunan benteng.
Ibu Kota Pajajaran sempat berpindah-pindah dari Galuh, Pakuan, Saunggalah, Pakuan, Kawali, dan Pakuan.
Ibu kota Pajaran dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Kota bagian Dalam dan Kota bagian Luar.
Kota Dalam dan Kota Luar dibatasi benteng alam berupa bukit memanjang di sebelah timur.
Struktur Ibu Kota Pajajaran diperkuat oleh sungai alam, parit kecil yang melewati bagian barat keraton, dan benteng buatan di selatan.
Benteng yang berlapis-lapis ini dibuat untuk menangkis serangan pasukan Islam dari luar (Demak, Banten, dan Cirebon).
Wilayah Sunda, khususnya Kerajaan Sunda merupakan wilayah yang unik bagi Majapahit.
BACA JUGA:Sampai Majapahit Runtuh Abad 16, Padjadaran Tidak Juga Bisa Ditaklukan, Inikah Starteginya?
Disebutkan bahwa Mahapatih Gajah Mada sampai enggan untuk menyerang secara militer.
Padahal wilayah Sunda merupakan bagian yang dibidik oleh Gajah Mada supaya sumpahnya untuk menyatukan Nusantara terwujud.
Sunda merupakan kerajaan sendiri yang bebas dan tak layak untuk ditaklukkan secara militer.
Hal itu didasarkan pada temuan Prasasti Raja Sri Jayabhupati dari abad 11 yang di dalamnya disebut terdapat gelar yang mirip Airlangga.
Konon, raja-raja Sunda masih keturunan dari Jayabhupati yang masih berkerabat dengan penguasa di Jawa bagian timur. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: