Ternyata Kerajaan Padjadjaran Gunakan Strategi Ini Untuk Menahan Serangan Majapahit!

Ternyata Kerajaan Padjadjaran Gunakan Strategi Ini Untuk Menahan Serangan Majapahit!

Ternyata Kerajaan Padjadjaran Gunakan Strategi Ini Untuk Menahan Serangan Majapahit!--

PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Majapahit Sangat besar dan terkenal kuat di zamannya, pastinya kita berpikir tidak akan sulit bagi kerajaan ini untuk meruntuhkan sebuah kerajaan - kerajaan kecil.

Namun, tahukah kalian, ternyata ada sebuah kerajaan yang tidak terlalu besar tapi gagal ditaklukan oleh kerajaan majapahit sampai runtuh pada abad ke - 16.

Kerajaan yang gagal diruntuhkan oleh majapahit adalah Kerajaan Padjadjaran, penasaran dengan strategi apa yang di pakai oleh kerajaan ini sehingga tidak bisa di runtuhkan oleh majapahit?.

Begini strategi yang dipakai oleh kerajaan Kerajaan Padjadjaran sehingga sanggup bertahan dari serangan majapahit kerajaan yang terkenal besar dan kuat, ini penjelasan lengkapnya!

Apa yang dilakukan oleh Kerajaan Padjadjaran untuk menahan gempuran pasukan Majapahit, masih banyak yang belum membahasnya.

Minimnya informasi terkait sejumlah pertempuran yang terjadi antara majapahit dan Padjadjaran, membuat susahnya mengetahui strategi perang apa yang dipakai Padjajdjaran menahan serangan Majapahit.

Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian hanya menyebutkan nama-nama strategi perang padjajdjaran yang diterapkan selama kerajaan ini berdiri paling tidak sampai abad ke-16.

Dalam Sanghyang Siksakandang Karesian disebutkan, hanya panglima peranglah yang tahu 20 strategi ini. (Saleh Danasasmita, dkk., 1987). 
BACA JUGA:Runtuh Abad 16 Majapahit tidak Juga Bisa Menaklukan Padjajaran , Apa Ceritanya?
Adapun  strategi perang yang dipakai oleh Kerajaan Sunda-Galuh-Padjadjaran pada masanya, diantaranya yakni:

1. Makarabihwa.

Cara mengalahkan musuh dengan tidak berperang. Mengalahkan musuh dari dalam musuh itu sendiri, dengan menggunakan kekuatan pengaruh. Praktik merusak kekuatan musuh dari dalam agar merasa kalah sebelum berperang.

2. Katrabihwa
BACA JUGA:Padjadjaran Nama kerajaan Yang Sampai Majapahit Runtuh Abad 16, Kerajaan Ini Tidak Juga Bisa Ditaklukan!

Posisi prajurit saat menyerang musuh, ada yang ditempatkan di atas, biasanya dengan menggunakan senjata panah, dan prajurit yang di bawah, biasanya menggunakan tombak dan berkuda.

3. Lisangbihwa
Sebelum perang dimulai, Panglima Perang/Hulu Jurit mengumpulkan pasukan tempurnya agar seluruh prajurit berteguh hati menjadi pasukan yang berani dan bersemangat berperang untuk mengalahkan musuh walaupun kekuatan lebih kecil.

4. Singhabihwa
BACA JUGA:Inilah Kisah Kegagalan Majapahit dalam Menaklukkan Kerajaan Kecil yang Tersembunyi
Mengalahkan pertahanan musuh dengan cara menyusup. Para penyusup merupakan tim kecil yang jumlahnya hanya lima orang, terdiri atas ahli perang, ahli strategi, dan ahli memengaruhi musuh.

Musuh terpengaruh oleh strategi yang kita lancarkan sehingga pada tahap ini musuh hancur oleh pikirannya sendiri. Waktunya sangat lama.

Baru 4 Strategi yang mimin ungkapkan dalam cerita ini, masih 16 startegi lagi akan dibahas di artikel berikutnya.

Namun demikian cerita mengenai penaklukan kerajaan Majapahit yang gagal ini, tetap menjadi cerita tersendiri dan menjadi bahasan para sejarahawan Indonesia.
BACA JUGA:Kekuatan Militer Majapahit yang Tidak Dapat Mengatasi Kerajaan Kecil Ini, Sebuah Cerita yang Terlupakan
 Seperti yang diceritakan dalam sejarah meskipun kerajaan Majapahit sangat kuat dan berkuasa serta memiliki Armda Laut dan pasukan yang kuat

Namun ada kerajaan kecil pulau Jawa yang sampai Majapahit Runtuh tidak bisa di taklukan, Kerajaan ini tidaklah sekuat dan seterkenal kerajaan Majapahit yang mengusai lautan dan daratan di Nusantara.

Tapi kerajaan ini sanggup menahan gempuran pasukan Majapahit dan tidak bisa ditaklukan oleh kerajaan Besar ini.

Kerajaan apa yang sampai Majapahit runtuh tidak juga bisa ditaklukan, Ya, benar Kerajaan Sunda atau Pajajaran  baca habis berita ini!
BACA JUGA:Cerita Kelam Majapahit, Kejutan Kegagalan dalam Upaya Menguasai Kerajaan Kecil Ini
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang pernah berdiri pada abad ke-13 hingga abad ke-16. Namun, ada juga yang menuliskan berdiri pada abad ke-14 hingga abad ke-15. 

Kerajaan Majapahit terletak dan berpusat di Jawa Timur, dan dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar di wilayah Asia Tenggara pada masa lalu.

Dalam catatan sejarah, Majapahit hampir menguasi seluruh daerah Nusantara pada masa itu.

Pendiri Majapahit, Raden Wijaya pada tahun 1293, yang merupakan menantu dari Kertanegara, raja terakhir Singasari.
BACA JUGA:Majapahit Gagal Menguasai Kerajaan Kecil Ini, Padahal Kekuatan Militernya Tidak Hebat, Bagaimana ceritanya?
Kerajaan Majapahit tidak terlepas dari Kerajaan Singasari. Raden Wijaya merupakan menantu Kertanegara, raja Kerajaan Singasari. Pada tahun 1292 M, terjadi pemberontakan di Singasari yang dilakukan oleh Jayakatwang yang menyebabkan runtuhnya Singasari.

Pada waktu itu Raden Wijaya melarikan diri bersama Arya Wiraraja. Raden Wijaya kemudian mendiami sebuah hutan di Trowulan yang merupakan tanah sima pada masa Kerajaan Singasari. Wilayah ini kemudian dinamakan Majapahit.

Penamaan Majapahit didasarkan pada nama buah maja yang banyak ditemukan diwilayah Trowulan serta memiliki rasa yang pahit. Wilayah Majapahit berkembang hingga mampu menarik simpati penduduk Daha dan Tumapel.

Niat balas dendam Raden Wijaya terbantu lebih cepat setelah adanya pasuka Khubilai Khan yang tiba pada 1293. Setelah mengalahkan Jaya Katwang, Raden Wijaya kemudian menyerang pasukan Mongol dibawah Kubulaikhan.
BACA JUGA:Pernah Diserang Majapahit, Ternyata Begini Kekuatan Militer Kerajaan Sunda Kecil, Kuat dan Paling Disegani?
Setelah mengalahkan Mongol dan Kediri, Raden Wijaya kemudian diangkat menjadi raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215. Setelah diangkat sebagai raja, Raden Wijaya kemudian bergelar Kertarajasa Jayawardhana.

Konon kekuasaan kerajaan Majapahit membentang begitu luas, namanya disegani berbagai kerajaan di Asia.

Meski berhasil mempersatukan wilayah Nusantara, Majapahit tidak bisa menguasai Pajajaran atau Sunda yang kecil.

Pusat pemerintahan atau ibu kota terakhir Pajajaran sebelum hancur oleh pasukan Islam dari Demak dan Banten berada di sebuah kota bernama Dayo.
BACA JUGA:Miliki Kekuatan Militer yang Luar Biasa, Kapal Jung Raksasa Kerajaan Majapahit Menjadi Bukti Nyatanya
Para ahli meyakini, Dayo yang dimaksud adalah kawasan yang meliputi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor di Jawa Barat saat ini.

Raja memiliki istana yang sangat megah, dibangun dengan 330 pilar kayu setinggi lima depa, dengan ukiran indah di atasnya.

Kemudian pada 1856, Administrator orientalis dan kolonial John Crawfurd (1783-1868), berhasil memecahkan soal misteri lokasi Kota Dayo.

Lokasi Keraton Pakuan terletak pada lahan lemah duwur.
BACA JUGA:Sampai Majapahit Runtuh Abad 16, Padjadaran Tidak Juga Bisa Ditaklukan, Inikah Starteginya?
Yakni di atas bukit yang diapit oleh tiga batang sungai berlereng curam, yakni Cisadane, Ciliwung (Cihaliwung) dan Cipaku (anak Cisadane).

Kemudian, di tengahnya mengalir Sungai Cipakancilan yang ke bagian hulu sungainya bernama Ciawi.

Pakuan terlindung oleh lereng terjal pada ketiga sisinya, namun di sisi tenggara kota berbatasan dengan tanah datar dan terdapat benteng (kuta) yang paling besar, pada bagian luar benteng terdapat parit yang merupakan bentuk negatif dari benteng tersebut.

Tanah galian parit itulah yang diperkirakan untuk dijadikan bahan pembangunan benteng.
BACA JUGA:Runtuh Abad 16 Majapahit tidak Juga Bisa Menaklukan Padjajaran , Apa Ceritanya?
Ibu Kota Pajajaran sempat berpindah-pindah dari Galuh, Pakuan, Saunggalah, Pakuan, Kawali, dan Pakuan.

Ibu kota Pajaran dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Kota bagian Dalam dan Kota bagian Luar.

Kota Dalam dan Kota Luar dibatasi benteng alam berupa bukit memanjang di sebelah timur.

Struktur Ibu Kota Pajajaran diperkuat oleh sungai alam, parit kecil yang melewati bagian barat keraton, dan benteng buatan di selatan.
BACA JUGA:Padjadjaran Nama kerajaan Yang Sampai Majapahit Runtuh Abad 16, Kerajaan Ini Tidak Juga Bisa Ditaklukan!
Benteng yang berlapis-lapis ini dibuat untuk menangkis serangan pasukan Islam dari luar (Demak, Banten, dan Cirebon).

Wilayah Sunda, khususnya Kerajaan Sunda merupakan wilayah yang unik bagi Majapahit.

Disebutkan bahwa Mahapatih Gajah Mada sampai enggan untuk menyerang secara militer.

Padahal wilayah Sunda merupakan bagian yang dibidik oleh Gajah Mada supaya sumpahnya untuk menyatukan Nusantara terwujud.
BACA JUGA:Majapahit Runtuh Abad 16, Kerajaan Ini Tidak Juga Bisa Ditaklukan, Apa Strategi Perangnya?
Sunda merupakan kerajaan sendiri yang bebas dan tak layak untuk ditaklukkan secara militer.

Hal itu didasarkan pada temuan Prasasti Raja Sri Jayabhupati dari abad 11 yang di dalamnya disebut terdapat gelar yang mirip Airlangga.

Konon, raja-raja Sunda masih keturunan dari Jayabhupati yang masih berkerabat dengan penguasa di Jawa bagian timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: