Film Serial Detektif yang Paling Banyak Ditonton di Britania Raya Sejak 2001 (06)

PAGARALAMPOS.COM – Menghadapi tekanan waktu, The Guardian menekankan serial ini ‘adalah kerja membangun kembali tiga karya Conan Doyle yang paling terkenal’. 

Gatiss mengatakan bahwa ada perbincangan untuk memproduksi serial ini dengan waktu lebiih dari tiga tahun, namun Moffat menjelaskan mereka tidak dapat melakukan ‘kesenangan yang tertunda’. 

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Suku Minangkabau, Budaya Hingga Pradabannya

Hubungan antara Holmes dan Watson berkembang selama seri ke dua, ketika Watson sudah tidak terlalu terpana dengan kemampuan deduksi Sherlock; Watson menjadi detektif di episode ‘The Hounds of Baskerville’. 

Tim produksi dan pemeran merasa lebih percaya diri selama pengambilan gambar kedua karena kritik dan respon yang positif terhadap seri pertama. 

Musik: Musik tema dan suasana dibuat oleh David Arnold dan Michael Price.

Arnold menjelaskan bahwa ia dan Price bekerja dengan produser untuk membuat musik yang 'datang dari tema sentral dan karakter' untuk serial ini, dan menemukan bahwa hal ini 'akan mendefinisikan suara dari serial ini'.

BACA JUGA:Asal Mula Suku Kisam, Budaya dan Agamanya

Pieces sering menggunakan penyintesis, namun suara dalam jalannya serial menggunakan musisi asli, Arnold berkata, bahwa musik yang ia buat harus dibawa dengan 'hidup'.

Price juga berkata bahwa para musisi dapat beradaptasi dengan skor, mengisi musik dengan cara merespon gambar dari serial ini. 

Episode: Tiga seri, setiap serinya terdiri dari tiga episode, telah dihasilkan.

Seri pertamanya disiarkan pada bulan Juli dan Agustus 2010 di BBC.

BACA JUGA:'Metangka Aghi dan Pembukean' Budaya Masyarakat Besemah Saat Bulan Puasa

Kemudian perdana pada Public Broadcasting Service (PBS) di Amerika Serikat pada Oktober 2010 'A second series of three episodes was first broadcast in the UK in January 2012, and then in the U.S. during May 2012.

Sumber: