'Ngulangi Rasan dan Nueghi Rasan', Tradisi Melamar Suku Besemah Yang Tetap Bertahan
adat pernikahan-pidi-pagaralampos.com
Apakah ngulangi rasan dan nueghi rasan ini di zaman sekarang masih ada? Ternyata masih ada. Rendi (34), salahseorang warga Pagaralam menyatakan, ngulangi rasan dan nueghi rasan masih ada dan dijalankan. Tapi, diakuinya bentuknya sudah berbeda dengan yang dulu.
“Tidak lagi membawa lemang,”ujar Rendi kemarin.
Diakuinya, ngulangi rasan dan nueghi rasan merupakan tanda bahwa hubungan bujang dan gadis sudah masuk ke dalam tahap yang serius. Pasangan ini sudah akan mau menikah.
BACA JUGA:BESEMAH! Satu Dari 12 Suku Yang Ada di Sumsel, Ternyata Suku Besemah Menolak Tunduk Kepada Penjajah
Tapi sebelum sampai ke jenjang itu, diperlukan peran orangtua kedua belah pihak. “Biasanya kalau sudah nueghi rasan, hari pernikahan sudah diketahui,”ucapnya lelaki yang berdomisili di belakang alun-alun Merdeka ini.
Selalu ada ‘Ayam Pramuka’
AYAM itu bewarna kuning kecoklat-coklatan. Mungkin warna inilah yang mengilhami untuk menamakannya sebagai ayam ‘pramuka’. Di Pagaralam, membawa ‘ayam pramuka’ ke tempat hajatan maupun persedekahan-jelang hari jadi- sudah menjadi semacam tradisi.
“Memang tidak wajib. Tapi, karena sudah tradisi, tentu harus diikuti,”ujar anggota Lembaga Adat Besemah, Satarudin Tjik Olah beberapa waktu lalu.
Ayam pramuka lalu diterima pihak ahli rumah persedekahan. Selanjutnya, ayam-ayam yang dibawa dari tamu undangan ini dikurung sementara waktu. Esoknya atau hari itu juga, ayam-ayam tersebut disembelih untuk kemudian dimasak.
Tradisi inilah yang membuat penjual ‘ayam pramuka’ tumbuh di seantero Pagaralam. Mulai di pasar hingga pinggir jalan, hampir pasti dijumpai adanya penjual ayam pramuka. Di musim hajatan seperti sekarang, biasanya, harga ayam pramuka mengalami kenaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: