Zaytun Robin

Zaytun Robin

--

Sewaktu Covid, Lebaran di Al-Zaytun berubah. Salatnya berjarak sangat lapang. Semua jamaahnya duduk di kursi. Di sebelah kursi ada sajadah. Semua gerakan salat dilakukan sambil duduk di kursi. Barulah pada gerakan sujud mereka pindah ke atas sajadah: bersujud di sajadah. Setelah sujud selesai jamaah kembali duduk di kursi. Lalu ke sajadah lagi saat akan sujud lagi.

Robin juga seorang penulis. Ia banyak menulis biografi tokoh. Termasuk tokoh Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang.

Setelah sekian banyak ke pesantren itu, ia berkesimpulan Al-Zaytun adalah pesantren rahmatan lil alamin.

Ia sendiri lantas menyebut dirinya sebagai wartawan rahmatan lil alamin. Ia penganut jurnalisme salt & torches. Garam dan obor. Yakni jurnalisme yang diberi rasa dan bisa menerangi lingkungan pembacanya. Bukan jurnalisme madu dan racun.

Untuk bisa menjadi jurnalis yang memberi terang lingkungan Robin punya prinsip: sebelum melakukan kegiatan jurnalistik pikiran harus dikosongkan dulu. Lalu mengumpulkan fakta, wawancara dan menulis. Lalu memberi garam. Barulah bisa menghasilkan karya jurnalistik yang punya rasa dan menerangi pembaca.

Ayah Robin seorang guru dan pendeta Kristen. Kakeknya lebih lagi: pernah menyalin Alkitab Perjanjian Baru dengan tangan. Lengkap. Seluruh isi Al Kitab. Belum ada mesin ketik atau percetakan di Doloksanggul, Humbang Hasundutan, Sumut, di zaman kakeknya.

Sejak di SMAN 2 Medan Robin sudah suka menulis. Tulisannya sudah dimuat di koran. Ia lulus fakultas ilmu pendidikan dan ilmu sosial IKIP Medan. Jadi guru. Pegawai negeri. Di SMAN 3 Pematang Siantar.

Tapi jiwa bebas Robin tidak bisa diikat. Ia pun berhenti jadi pegawai negeri: sepenuhnya menjadi wartawan. Di harian Sinar Indonesia Baru (SIB) Medan. Anda sudah tahu: di Medan ada tiga koran besar waktu itu. Masing-masing punya pembaca fanatik yang khas: Harian Analisa (pembacanya Tionghoa), Harian Waspada (Melayu), SIB (Batak/Kristen).

Robin lantas mendirikan majalah Horas Indonesia. Juga majalah Garda. Robin juga seorang penulis puisi dan novel.

Ketika media memasuki zaman internet, Robin mendirikan TokohIndonesia.com. Ia jadi pemimpin redaksinya. Ia akan kembangkan itu menjadi ensiklopedia tokoh Indonesia.

Nama lengkapnya: Christian Robinson Binsar Halomoan Simanullang. Ia satu tahun lebih muda dari saya.

Ia mengutip kata-kata mantan Kepala BIN Jendral Hendropriyono untuk menanggapi banyaknya sorotan ke Al-Zaytun: yang menyebarkan isu Zaytun NII itulah yang sebenarnya terkait dengan NII. Itu yang membuat begitu saja kok repot. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*

Edisi 16 Mei 2023: U Tiga-I

Riyono ,SKP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: