Zaytun Robin
--
Sri Wasono Widodo
Suatu saat KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mendapatkan pertanyaan dari salah satu narapidana eks teroris bagaimana bersikap toleran dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa ini terjadi dalam pengajian bersama Densus 88 yang dilaksanakan di ponpes KH Bahauddin di desa Narukan Kab. Rembang. Gus Baha antara lain mengisahkan ada seorang wanita Yahudi yang sering menemui isteri Rasulullah Sayyidatina Aisyah. Setiap kali menemui Beliau selalu dikasih uang, lalu wanita Yahudi itu berkata Semoga Tuhan menyelamatkanmu dari siksa kubur. Pada saat itu Aisyah belum mendengar hadits tentang siksa kubur. Ketika pada suatu kesempatan Sayyidatina Aisyah menceritakan hal ini kepada Rasulullah dengan mengatakan bahwa doa wanita Yahudi itu Beliau iya-kan saja karena Aisyah tidak percaya, ternyata Rasulullah membenarkan siksa kubur itu benar adanya. Pelajaran yang dapat dipetik adalah marilah Kita lihat dalam berhubungan dengan orang lain itu persamaannya, bukan membesar besarkan perbedaannya.
Riyono ,SKP
Owalah,...sebelum baca artikelnya,saya membaca judulnya kok malah U-tiga I. Mungkin akibat keseringan baca Twitter yang ber-akun ada 'tiga-tiga'nya.Macam siskaee-,e-nya tiga yang heeeh.Dan digeeembok,e-nya tiga yang adminnya sudah meninggal dunia. Yang belum akrab dengan Twitter gak usah coba-coba membuka kedua akun tersebut.Banyak akun fake.Membuang waktu.Cukup saya saja korbannya.Mending baca komen-komen disini.
Chei Samin
Jari-jemari tua.. ter "send". Maaf! Pak Chei lagi sedang berehat di bawah rumah. Udah dapet nyangkul 3 gerobak kereta dorong. Sejak jam 7:00. Badan masih panas, tapi masih ada sisa si Emboen Pagi. Berbetulan ibu udah siapkan lempeng plus sambel ayam penyet, juga kopi item! Phueenaak sobat! Tanggapan Bung Mirza ada benarnya. Ke saya, negarawan usah berkelahi dengan rakyat. DrM tak mau dengar nasihat Pak Chei. U get wat u dezep. Bak kata Bung Udin, DrM emang sering memainkan isu Melayu. Sejak lama dulu. Itulah umeno! Dan mantan- mantannyi.. Kalau boleh dibilang pemimpin, mereka seharusnya rehdo kehendak Allah. Udah kalah, ya beri laluan ke pemenang. Cuma 5 tahun. Bung Mirza udah bilang ke saya kemaren, "dunia belum kiamat Pak Cik Chei"!!. Agree! Permasalahan di Tanah Melayu ini - khusus perpolitikan - si pemerintah memperleceh - kalau bulan menghina - si pembangkang. Vice-versa! Berulang kali setiap selesai pemilu. Jika rasuah, dijerat sekuat daya untuk dipenjara kayaknya Pakcik Najib. Akhir, begitulah mereka
i sini. Aku naik, kau siap! Tak tahu bila akhirnya. Udah seven siries nih, saya hanya merenung dengan cangkul dan mesin tebas rumput! Terima Kasih. Sihat selalu Bung Mirza, Bung Udin juga teman-teman!.
Mirza Mirwan
Selamat pagi, Pakcik Chei. Dua hari yang lalu saya ditodong pertanyaan kawan saya di Universiti Kebangsaan. Beliau menanyakan pendapat saya sebagai pengamat asing terkait "Proklamasi Orang Melayu" yang dimotori Dr. Mahathir Mohamad. Saya agak bingung untuk menjawabnya, tentu saja. Yang saya tahu beliau ini dulu mengidolakan Mahathir, tetapi juga mengidolakan Anwar Ibrahim. Inti proklamasi yang mengaja orang Melayu, tanpa mengira partai, untuk bersatu, itu memang bagus. Tetapi tagar "Melayu hilang kuasa", kelihatannya proklamasi itu bertujuan menggoyang kerajaan perpaduan pimpinan PMX, meskipun Dr. M menepis anggapan itu. "Menurut saya," saya mulai menjawabnya, "Dr. M yang usianya mendekati satu abad itu masih seorang politisi ketimbang seorang negarawan, meskipun ia sudah keluar dari partai politik. Dr. M seperti menuduh ihwal Melayu hilang kuasa itu gegara kerajaan perpaduan yang belum genap setahun. Padahal sudah sejak zaman Dr. M berkuasa hal itu terjadi. Artinya, Dr. M sendiri punya andil besar terkait Melayu (di bidang ekonomi) hilang kuasa. Bukankah Dr. M pernah berkuasa selama 22 tahun dan 22 bulan sebagai PM?" Hak-hak istimewa orang Melayu sudah cukup jelas diamanatkan dalam konstitusi Malaysia -- Perlembagaan Persekutuan. Apa urgensinya Proklamasi Orang Melayu itu? Kalau Dr. M seorang negarawan, tentu memilih untuk mengawal agar kerajaan perpaduan bekerja hingga lima tahun ke depan. Dr. M perlu belajar dari kisah kenegarawanan B.J. Habibie.
Pryadi Satriana
"Orang yang melakukan kebajikan sebagai kewajiban tidak akan mendapatkan apa pun, karena itu berasal dari luar dirinya, karena "diwajibkan". Lakukan kebajikan sebagai hak, itulah kodratmu sebagai khalifah di bumi: menebar kebaikan, dan dengan demikian mempermuliakan Allah. Salam. Shalom. Damai sejahtera menyertai kita semua. Aamiin.
AnalisAsalAsalan
"Maka, moderasi adalah misi utamanya," tulis Abah. Kalau Abah bertamu lagi ke UIII, saya titip pertanyaan -- kalau Abah tidak keberatan dan tidak lupa he3x, "Mata kuliah wajib untuk mewujudkan moderasi apa saja? Adakah praktikum atau tugas lapangan untuk mata kuliah itu (berinteraksi dengan masyarakat)?" Matur nuwun.
Juve Zhang
Dulu diajak kontraktor BUMN Tiongkok bangun di pedalaman kalimantan . Perusahaan di P.Jawa bilang. Tenaga kerja kami maunya lokasi proyek di P.Jawa saja. Untuk Ke Kalimantan . Tak minat. Kontraktor BUMN itu cerita susah sekali cari kontraktor lokal yg mau kerja . Lokasi sangat pedalaman. Pengangguran terjadi karena kita tak minat kerja. Mau nya Duduk, Diam ,Dawet. Langsung di sruput habis.wkwkwk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: