Cegah Kemacetan! KA Baba Ranjang Pangkas 20 Perjalanan Angkut Batu Bara
Reporter:
Rerry|
Editor:
Rerry|
Minggu 30-04-2023,21:47 WIB
Cegah Kemacetan! KA Baba Ranjang Pangkas 20 Perjalanan Angkut Batu Bara--
PALEMBANG,PAGARALAMPOS.COM - Macet panjang pada beberapa kawasan pelintasan kereta api (KA) dengan jalan umum di Muara Enim mendapat perhatian serius pihak terkait.
Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo dan Executive Vice President PT KAI Divre III, Yuskal Setiawan adakan pertemuan di Kantor PT KA I Divre III Palembang.
Dalam pertemuan itu disepakati beberapa hal. Baik tentang angkutan batu bara maupun petugas yang ditempatkan pada pintu pelintasan.
Tujuannya mencegah terjadinya kemacetan panjang kembali. Terutama selama masa arus balik Lebaran ini.
Setelah selesai masa arus balik Lebaran, jadwal perjalanan Babaranjang akan kembali normal menjadi 60 kali perjalanan dalam sehari. “Kita sepakat mengurangi untuk saat ini agar tidak terjadi kemacetan pada kawasan pelintasan.
Diambil kebijakan mengurangi 20 kali perjalanan bolak- balik,” bebernya.
Dengan begitu, dalam sehari hingga 2 Mei nanti hanya 40 kali perjalanan Babaranjang. Diungkap, dalam sekali pejalanan, KA BAbaranjang mampu menarik 60 gerbong atau 3.000 ton batu bara.
Tiap gerbong 50 ton. “Dengan 60 kali perjalanan, maka dalam sehari jumlah batu bara yang diangkut dari Tanjung Enim ke Palembang lebih dari 150 ribu ton per hari,” jelas Yuskal.
Dengan dikurangi 20 kali perjalanan, artinya terjadi pengurangan kapasitas angkut 60 ribu ton.
“Semoga tidak terjadi macet panjang lagi selama arus balik ini di beberapa kawasan pelintasan itu,” imbuhnya.
Menurutnya, total keseluruhan pelintasan di Muara Enim lebih dari 30.
Tapi yang terjadi kemacetan hanya pada lima titik pelintasan saja. “Sedang sisanya tidak ada kendala,” ucap dia.
Kata Yuskal, saat kereta melintas di pelintasan sebidang sebenarnya hanya butuh waktu 4-7 menit saja.
“Namun untuk kenyamanan bagi para pengendara yang akan melintasi pelintasan, kita kurangi 20 kali dari jadwal normal,” tandasnya.
Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo mengatakan, menyikapi keluhan para pengendara soal kemacetan panjang di sejumlah daerah pelintasan KA pada wilayah langsung ditindaklanjuti dengan silaturahmi ke PT KAI Divre III.
“Kita bahas bersama kondisi macet yang terjadi di beberapa pelintasan KA.
Termasuk dampaknya, waktu tempuh Palembang-Tanjung Enim yang biasa hanya 4 jam jadi 8 jam. Karena itu, kita anggap sangat perlu dicarikan solusinya,” ungkap Kapolda, kemarin.
Untuk mengurai macet, selain terjunkan personel dari Polres Muara Enim dan polsek jajaran, Polda jugak kerahkan 60 personel Dit Samapta plus puluhan personel Dit Lantas.
Dari pihak keamanan PT KAI Divre III juga dikerahkan untuk membantu anggota di lapangan. Kata Kapolda penyebab kemacetan di wilayah Muara Enim ada banyak faktor.
Salah satunya, ketidaktaatan masyarakat untuk tertib dan tidak saling mendahului kendaraan yang sudah antre di depannya.
“Kuncinya itu sabar dan tertib selama berkendara dan sekaligus tidak saling mendahului. Bila itu tetap dilakukan, maka sudah dipastikan macet panjang akan terus terjadi,” imbuh Rahmad.
Langkah lain, disepakati untuk mengurangi jumlah perjalanan KA Babaranjang. Dari normal 60 kali jadi 40 kali. “Tapi pengangkutan batu bara tidak boleh berhenti,” tegasnya.
Sebab, batu bara yang diangkut untuk kebutuhan bahan bakar PT PLN Suralaya.
Energi listrik yang dihasilkan tersebut ini dialirkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera, Jawa serta Bali.
”Kalau angkutan batu bara ini disetop, pasokan batu bara untuk PLTU Suralaya akan terganggu.,” tutur Kapolda.
Ditambahkan Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi SIK SH MH, kondisi lalu lintas sudah melandai, ramai tapi lancar, baik dari arah Palembang.
Meski begitu, pada pelintasan Cinta Kasih Belimbing, ada penambahan personel untuk mengantisipasi apabila ada kemacetan.
Penjaga Jalan Lintasan (Pjl) di JPL 99 Belimbing Pendopo, Herwadi mengatakan, dalam satu jam setidaknya 5-6 KA Babaranjang yang melintas di pelintasan Belimbing.
Baik kosong maupun bermuatan batu bara. Sejam rata-rata 5-6 kereta, mengarah ke Palembang maupun ke Tanjung Enim,” ujarnya.
Informasi yang dihimpun KA Babaranjang dari Tanjung Enim menuju Tarahan Tanjung Karang, Bandar Lampung ada 24 perjalanan per hari. Satu kali keberangkatan 60 gerbong atau 3.000 ton.
Dari Tanjung Enim ke Kertapati Palembang 13 perjalanan per hari. Untuk rangkaiannya bervariasi, 30-37 gerbong. Satu lagi dari PT RMK Kec Gunung Megang satu kali perjalanan 60 rangkaian gerbong.
Rupanya, masalah ini tak hanya di Muara Enim. Tapi juga terjadi pada beberapa pelintasan di wilayah Martapura, OKU Timur.
Seperti pelintasan di Sungai Tuha, terpaksa dijaga Satpol PP OKU Timur karena rawan kecelakaan.
Kemudian, pelintasan arah Kelurahan Tebat Sari. Ini juga jalur padat kendaraan.
Lalu, pelintasan di tengah Kota Martapura, depan Lapas Martapura dan pelintasan Simpang Tanjung Kemala, depan Masjid Jamik.
“Jalur Martapura – Belitang itu double track. Mau melintas di sana bisa lebih dari 5 menit,”kata Dwi, warga Kebun Jati, Martapura.
Pelintasan KA di Kota Prabumulih juga kerap menyebabkan kemacetan. Terutama pda jam rawan, pagi dan sore.
Misalnya pelintasan di kawasan Pasar Prabumulih dan pelintasan Sukaraja.
“Sudah terlalu sering lewat Babaranjang, harusnya jam malam saja,” harapnya. Warga lain, Aji mengaku KA Babaranjang sebenarnya tidak terlalu mengganggu.
“Tapi penjaga plang terlalu lama menutup plangnya sehingga antrean panjang terjadi.
Terutama di daerah Pasar Prabumulih dan kebun duren Bakaran,” jelasnya.
Salah satu solusinya seperti di arah Patih Galung. “Sudah dibangun flyover, jadi aman, tidak macet lagi,” tukasnya.
berita ini sudah terbit di Harian Sumatera Ekspres dengan judul
Sepakat, Kurangi Angkut 60 Ribu Ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: