Ternyata Begini, Sejarah Pabrik Raksasa di Pagar Alam yang Didirikan Penjajah Belanda

Ternyata Begini, Sejarah Pabrik Raksasa di Pagar Alam yang Didirikan Penjajah Belanda

Inilah Sejarah Pabrik Raksasa di Pagar Alam yang Didirikan Penjajah Belanda-tangkapan layar-Foto: Dok. Aryo for Pagaralam Pos/PERKEBUNAN: (Dari kiri ke kanan) Pabrik teh Tanjung Keling, pabrik teh Gunung Dempo, dan pabrik kina Gunung Agung.

BACA JUGA:Kota Pagar Alam, Jejak Sejarah dan Identitas Besemah 'Ranah Sindang Merdika'

Pun dengan pabrik kopi Simpang Padang Karet beroperasi setelahnya. Semua pabrik ini kata Aryo berada di bawah kontrol penuh Belanda. 

Yang menarik Aryo menambahkan, pabrik-pabrik tersebut didirikan oleh yang sama. Orang itu disebutkan Aryo bernama Mr Benjamin. 

“Mr Benjamin adalah pegawai perkebunan Belanda. Ia ditugaskan untuk membangun pabrik,” ucap Aryo.

Benjamin lanjut Aryo lalu membaca laporan hasil ekspedisi Pasemah yang dilaksanakan pada 1866. 

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kota Pagar Alam, Jejak Budaya Besemah di Tanah Sumatera Selatan

Laporan ini berisi pelbagai hal yang lengkap seputar Besemah, tak terkecuali potensi perkebunannya yang besar bagi pasar Eropa. 

Maka didirikanlah perkebunan beserta pabriknya di Tanjung Keling, Gunung Agung dan Gunung Dempo.

Namun tak semua pabrik tersebut bertahan. Penyebabnya adalah perbedaan pemahaman antara masyarakat dalam memandang nasionalisasi aset. 

Dari empat pabrik tersebut, kata Aryo hanya pabrik Gunung Dempo yang bertahan sampai sekarang walau sempat direnovasi.

BACA JUGA:Sabia, Anak Besemah dengan Bakat Musik Luar Biasa Siap Guncang Panggung Indonesia Idol

Sementara pabrik teh Tanjung Keling, kina di Gunung Agung dan kopi di Padang Karet nyaris tak bersisa lagi. 

“Sisa bangunan pabrik Tanjung Keling masih bisa dilihat sampai sekarang,”imbuh Aryo.

Dalam sebuah kesempatan wawancara beberapa tahun lalu, anggota Lembaga Adat Besemah Satarudin Tjik Olah mengatakan, saat onderneming (perusahaan perkebunan) memasuk fase surut, banyak karyawannya yang memutuskan ke luar.

Para karyawan itu kata Satar, akhirnya memutuskan untuk mendirikan pemukiman baru. “Pemukiman baru itu kebanyakan berada di seputar Kota Pagar Alam,”ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: