Ternyata Begini, Sejarah Pabrik Raksasa di Pagar Alam yang Didirikan Penjajah Belanda

Ternyata Begini, Sejarah Pabrik Raksasa di Pagar Alam yang Didirikan Penjajah Belanda

Inilah Sejarah Pabrik Raksasa di Pagar Alam yang Didirikan Penjajah Belanda-tangkapan layar-Foto: Dok. Aryo for Pagaralam Pos/PERKEBUNAN: (Dari kiri ke kanan) Pabrik teh Tanjung Keling, pabrik teh Gunung Dempo, dan pabrik kina Gunung Agung.

PAGARALAMPOS.COM - Penjajah kolonial Belanda mendirikan pabrik-pabrik komuditi perkebunan berskala besar di Pagar Alam. Kekayaan Bumi Besemah diolah lalu diekspor ke luar negeri.

Peneliti sejarah dan budaya Besemah Aryo Arung Binang mengatakan, setidaknya ada empat pabrik perkebunan raksasa yang didirikan Belanda di Pagaralam.

Ini berdasarkan catatan sejarah dan bukti di lapangan. “Ada yang bilang 9 buah pabrik. Tapi saya belum ketemu dengan datanya,” katanya dihubungi Pagaralampos.com

Keempat pabrik tersebut kata Aryo adalah pabrik teh Tanjung Keling, pabrik teh Gunung Dempo, pabrik kina Gunung Agung, dan pabrik kopi Padang Karet.

BACA JUGA:Mengenal Lampik Mpat Mardike Duwe Sebagai Struktur Pemerintahan di Tanah Besemah Pada Era Tradisional

Lokasi pabrik teh Tanjung Keling sekarang dikenal sebagai Dusun Talang Darat Kelurahan Burung Dinang Kecamatan Dempo Utara.

Sementara lokasi pabrik teh Gunung Dempo sekarang dikenal sebagai kawasan wisata Gunung Dempo. 

Adapun pabrik kina Gunung Agung berlokasi di Dusun Gunung Agung Kelurahan Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara. 

Sedangkan lokasi pabrik kopi Padang Karet sekarang dikenal sebagai Dusun Simpang Padang Karet Kelurahan Tumbak Ulas Kecamatan Pagaralam Selatan.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Jagat Besemah, Ternyata Ada Hubungan Antara Mitos Atung Bungsu dan Realitas Sosial

Lanjut Aryo, pabrik-pabrik tersebut beroperasi di tahun yang berbeda. Yang paling dahulu beroperasi adalah pabrik teh Tanjung Keling yang pada 1921 sudah memulai proses produksi.

Hasil produksi pabrik ini lalu diekspor ke negara-negara Eropa. “Pabrik teh Tanjung Keling itu adalah yang terbesar baik dari segi bangunan maupun luas  kebunnya,” kata Aryo.

Beberapa tahun setelah pabrik teh Tanjung Keling beroperasi, barulah pabrik Gunung Dempo beroperasi. 

Kapasitas produksi pabrik Gunung Dempo tak sebesar di Tanjung Keling. Sekira 1931, barulah pabrik kina Gunung Agung beroperasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: