5 Fakta Keangkeran Gunung Dempo yang Tak Terungkap? Salahsatunya Siluman Harimau

5 Fakta Keangkeran Gunung Dempo yang Tak Terungkap? Salahsatunya Siluman Harimau

5 Fakta Keangkeran Gunung Dempo yang Tak Terungkap? Salahsatunya Siluman Harimau--

Jadi, Besemah adalah sungai yang ada ikan semahnya.

BACA JUGA:6 Tips Aman Puasa Bagi Penderita Stroke

Istilah Besemah sendiri, lanjut Bastari, diberikan oleh seorang puyang (leluhur) yang bernama Atung Bungsu.

Suatu ketika masa lampau, puyang Atung Bungsu menemukan ikan semah di sungai Lematang, dan kemudian menamakan kawasan tersebut dengan Besemah.

Menurut legenda, seorang puyang bernama Atung Bungsu adalah salah satu dari 7 orang anak ratu (= raja) Majapahit, yang melakukan perjalanan menelusuri sungai Lematang, akhirnya memilih tempat bermukim di dusun Benuakeling.

Atung Bungsu menikah dengan putri Ratu Benuakeling, bernama Senantan Buih (Kenantan Buih).

BACA JUGA:8 Tips Naik Gunung, Kamu Wajib Tau!

Melalui keturunannya Bujang Jawe (Puyang Diwate), puyang Mandulike, puyang Sake Semenung, puyang Sake Sepadi, puyang Sake Seghatus, dan puyang Sake Seketi yang menjadikan penduduk Jagat Besemah.

Keturunan inilah yang disebut Suku Bangsa Besemah, yang terdiri dari suku-suku dengan bahasa melayu berdialek “e” seperti suku Semende, Gumay, Besemah Ayik Keghuh (di kawasan Empat Lawang), Kikim, Palas Pasemah (di Lampung), Kedurang(di Bengkulu) dan beberapa suku-suku lainnya.

Penulis sejarah Palembang, Johan Hanafiah, dalam sekapur sirih buku Sumatra Selatan Melawan Penjajah Abad 19, menyebutkan bahwa perlawanan orang Pasemah (Besemah) dan sekitarnya ini adalah perlawanan terpanjang dalam sejarah perjuangan di Sumatera Selatan abad 19, berlangsung hampir 50 tahun lamanya.

Ditulis oleh Johan pada awalnya orang-orang luas, khususnya orang Eropa, tidak mengenali siapa sebenarnya orang-orang Pasemah.

BACA JUGA:10 Amalan Sunnah Rasulullah SAW di Bulan Ramadhan

Orang Inggris, seperti Thomas Stamford Rafless yang pahlawan perang Inggris melawan Belanda di Jawa (1811) dan terakhir mendapat kedudukan di Bengkulu dengan pangkat besar (1817-1824) menyebutnya dengan Passumah.

Namun kesan yang dimunculkan adalah bahwa orang-orang Passumah ini adalah orang-orang yang liar.

Dalam The British History in West Sumatra yang ditulis oleh John Bastin, disebutkan bahwa bandit-bandit yang tidak tahu hukum (lawless) dan gagah berani dari tanah Passumah pernah menyerang distrik Manna tahun 1797.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: