Kemendikbudristek Ciptakan Penulis Karya Sastra Muda
Antologi Cerpen Berbahasa Daerah-tangkapan layar -Net
BACA JUGA:Kenali Ciri-ciri Orang Hamil dari Bentuk Badannya
“Anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa harus mempertahankan bahasa daerah agar tidak hilang atau punah di masa yang akan datang. Untuk para penulis cerpen, semangat terus dalam membuat cerpen dan tuangkan terus ide-ide kalian untuk membuat cerpen lebih baik lagi,” ujar gadis 13 tahun itu.
Pada kesempatan ini, hadir pula guru pendamping Gloria, yaitu Martina Serli Julio Esos. Ia sangat mendukung cerpen yang diangkat Gloria Easter karena menurutnya, Kabupaten Merauke memiliki dataran yang lebih rendah daripada laut.
Di dalam cerpen diceritakan meskipun sering terjadi hujan dan banjir, anak-anak di Papua khususnya di Kabupaten Merauke sangat semangat dalam bersekolah.
“Cerpen ini juga menjadi motivasi kaum muda yang ada Kabupaten Merauke untuk lebih banyak mengumpulkan ide-ide dan semangat dalam berpendidikan. Mari kita gali dan angkat bahasa daerah agar tidak punah sampai generasi mendatang,” pesan Martina seraya mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah yang peduli terhadap peningkatan mutu pendidikan dan pelestarian bahasa daerah di Kabupaten Merauke.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Antibiotik yang Ampuh untuk Atasi Radang Amandel
Pemenang lomba cerpen berbahasa daerah berikutnya adalah Aura Kasih Berlian yang menulis cerpen dalam bahasa Mbojo. Berlian, begitu ia biasa disapa, merupakan siswa kelas VI SD Negeri No. 1 Dompu, NTB. Gadis berusia 11 tahun ini menulis cerpen yang berjudul “Sa’e Mone”.
Cerpen tersebut mengangkat kisah tentang seorang kakak laki-laki yang sangat menyayangi adiknya tetapi adiknya menunjukkan sikap yang berlawanan dan tidak mau mendengarkan. Kemudian, sang adik pun menyadari tentang sikapnya yang kurang baik dan meminta maaf kepada kakak laki-lakinya.
“Pesan yang terkandung dalam cerpen ini yaitu agar para kakak laki-laki di luar sana dapat menjaga dengan baik,” ungkap Berlian yang sejak kecil sudah senang menulis ini.
Berlian mengaku sangat senang bisa mengikuti FTBI 2022. Berkat keikutsertaannya di sini, kemampuan menulis yang ia miliki semakin terasah. “Terutama setelah mengikuti rangkaian pelatihan singkat selama empat hari,” ucapnya.
BACA JUGA:Tokoh pemuda Papua Dukung Penegakan Hukum kepada KKB
Guru pendamping Berlian yang turut hadir dalam kesempatan ini adalah Sulfiani. Guru SMP Negeri 13 Mataram ini mengungkapkan rasa bangganya karena anak didiknya memiliki bakat yang bagus dalam bidang menulis. “Dalam empat hari dia bisa membuat dua cerita,” tuturnya bangga.
Sulfiani lebih lanjut menjelaskan bahwa tahap pembuatan cerpen selama empat hari melewati beberapa proses. Pertama, anak-anak bebas untuk mencari tema sendiri. Setelah menentukan tema, pembimbing akan menyuruh anak-anak untuk memilih gagasan yang akan mereka kembangkan menjadi satu cerita.
Setelah karya anak-anak sudah selesai ditulis tangan, para pembimbing membantu mengetiknya. Kemudian, cerita-cerita tersebut akan diteruskan ke kurator untuk diperiksa. Jika ada diksi yang tidak sesuai, maka akan diubah dengan kata yang lebih baik.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kemdikbud.go.id