Sentra Produksi Beras Jabar Masuki Masa Panen Raya

Sentra Produksi Beras Jabar Masuki Masa Panen Raya

Mentan Syahrul Yasin Limpo Pastikan Ketersediaan Beras-tangkapan layar-pertanian.go.id

Jabar, PAGARALAMPOS.COM - Sentra produksi padi beberapa daerah di sekitar Jabotabek dalam beberapa hari terakhir ini masuk masa panen raya padi. Daerah jawa Barat sebagai penyangga pangan Ibukota DKI Jakarta dan penyuplai pasokan beras nasional yang mulai panen yakni Karawang, Bekasi dan Kabupaten Bogor. 

Menteri Pertanian (Mentan) SYL melakukan panen dan mengecek kesiapan penggilangan dan penyaluran beras di tiga daerah sentra tersebut. Langkah ini dimaksudkan untuk mengawal dan memastikan masuknya musim panen raya padi awal 2023 mendapatkan produksi melimpah sehingga stok beras nasional dalam posisi yang kuat.

BACA JUGA:Sat Binmas Patroli Kamtibmas Antisipasi Kenakalan Remaja

"Panen pada Februari ini di Kabupaten Bogor seluas 11.930 ha dengan produktivitas 7,6 ton per hektar, produksinya 90.668 ton gabah kering giling, setara 54 ribu ton beras dan Maret 2023 diperkiraan 9.070 ha yang menghasilkan 27.617 ton beras. Dan Kabupaten Karawang memiliki luasan panen 16.034 hektar, sementara luas panen Kabupaten Bekasi naik tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya," Ucap Mentan SYL usai panen raya padi di Cileungsi Bogor, Senin (6/2/2023).

BACA JUGA:21 Ribu Jiwa Meninggal Akibat Gempa di Turki-Suriah

"Di saat dunia menghadapi krisis pangan dan banyak dunia yang khawatir, dari tiga daerah sentra produksi ini memberikan kabar bahwa sektor pertanian tetap berprodukai meski adanya krisis. Panen ini adalah pesan bahwa pasokan beras melimpah karena panen dimana-mana, sehingga jangan lagi impor," sambung SYL.

Ia menyebutkan seluruh wilayah Indonesia pada bulan Februari melangsungkan panen dan puncak panennya pada Maret 2023. Berdasarkan data KSA BPS, prognosa panen padi Februari 2023 seluas 1,0 juta hektar dan Maret seluas 1,9 juta hektar.

BACA JUGA:Timbulkan Kepanikan, Polisi Imbau Masyarakat Tak Percaya Hoaks Ditengah Bencana

"Data yang diperoleh BPS merupakan data resmi negera yang tidak bisa diragukan lagi karena sudah menggunakan metode KSA. Dari Kementan sendiri, pengolahan data menggunakan 3 metode, yaitu metode standing crop, laporan daerah dan tinjauan di lapangan," jelasnya.

"Jadi jangan meragukan data BPS. karena datanya sudah melalui proses panjang. Termasuk data KSA, kemudian kami menggunakan 3 metode, standing crop, artifisial intelegen, laporan daerah dan datang langsung ke lapangan. Hasilnya sama, beras kita cukup," pinta SYL.

Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana mengatakan Kabupaten Karawang merupakan daerah terluas area panen raya di seluruh Indonesia setelah Kabupaten Indramayu. Karawang juga merupakan daerah terbesar lumbung pangan nomor dua yang memiliki produktivitas di atas 6 ton per ha.

BACA JUGA:Tingkatkan Kesadaran, Ajak Masyarakat Tumbuhkan Semangat Gotong Royong

"Kami menyampaikan terimakasih atas perhatian Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terhadap kondisi pangan di Karawang. Kami menjamin, keberlanjutan padi karawang akan terus dipertahankan untuk menjaga dan mendukung lumbung pangan nasional. Bahkan kami terus mempertahankan 10 wilayah lumbung pangan Karawang yang memiliki produktivitas 7 ton per hektar," ucapnya.

Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Tatang Mulyadi mengatakan produksi padi di Kabupaten di awal tahun 2023 ini diperkirakan mengalami peningkatan, dimana luas panen pada Februari 2023 ini diperkirakan seluas 11.930 hektar dengan produktivitas 7,6 ton per hektar. Hal ini karena adanya kegiatan budidaya petani tetap berlangsung meskipun di tengah kondisi yang tidak baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: pertanian.go.id