Karakter Kepercayaan

Karakter Kepercayaan

Rishi Sunak resmi terpilih sebagai PM Baru Inggris menggantikan Liz [email protected]

Saya pikir Pak DI sedang merendah, sebagai teman Ahok eh BTP, masa tidak tahu Sungai Liat dan Muntok. Namun ngomong-ngomong mengapa Soengai Liat ditulis dengan 'oe' sedang Muntok ditulis dengan 'u'. Apakah salah tik atau memang demikian tertulis di dokumennya? Lalu Penang dan Singapura dianggap bukan luar negeri? Maksudnya masih bagian Hindia Belanda? Bukankah Penang dan Singapura daerah koloni Inggris saat itu?

 

Rihlatul Ulfa

Disidang pertama bharada E, saat diakhir sidang, JPU mengatakan akan menghadirkan 12 saksi, orang tua brigadir J dll. sontak Hakim mengatakan ' untuk membuat sidang yg murah dan efisien, kalau tidak bisa datang kepengadilan, bisa melalui zoom, nanti kami akan berkordinasi dengan pengadilan negeri Jambi untuk mempersiapkan itu' sontak JPU terlihat bingung dan kaget. JPU mulai menjelaskan dengan pembicaraan bahwa 12 saksi akan hadir dipersidangan, tapi lagi-lagi Hakim seperti menekankan tidak masalah jika saksi memberikan kesaksiannya lewat zoom. tidak lama saya baca berita dari kompas.com, bahwa ayah brigadir J lebih memilih u/ memberikan kesaksiaan melaui zoom, karena alasan lebih efisiensi. kemarin saat persidangan ternyata ke 12 saksi semua hadir di PN Jaksel. tapi yg *anda sudah tahu* bahwa ternyata audio persidangan sengaja dimatikan. jika kita runut dari awal, apakah Hakim mengalami intimidasi? terakhir saya tahu dari wartawan Tempo saat live streaming, bahwa Komarudin Simanjuntak mengatakan lebih baik 12 saksi hadir langsung dipersidangan, meminimalisir jika terjadi koneksi lambat, sinyal yg jelek dan kesalahan teknis. bahwa JPU sudah mengantisipasi itu maka tetaplah 12 saksi tersebut diterbangkan ke Jakarta. JPU masih kecolongan bahwa audio pusat pengadilan dimatikan, ratusan ribu orang mungkin yg sedang menonton melalui televisi dan live streaming sama sekali tidak bisa mendengarkan kesaksian 12 saksi tersebut. 

 

Leong putu

Semen leleh // Istri : " Pa... Papa kan pemborong bangunan, Papa tahu gak semen yang bikin leleh ?". / Suami :" ya ndak ada lah Ma... Mama ini ada ada saja..."./ Istri : " hmmmm... Ada lah Pa...". / Suami :" Hmmmm...ra mungkin ". / Istri :" ada Pa.... Semen Jak ". / Suami : " Semen jak ? Semen apaan itu ?". / Istri : " Semen jak Kau hadir di hidupku, aku serasa orang paling bahagia di dunia ini...". / Suami :"ooooh..... So sweet... Muah...muah...muah... I love you say...muah".

 

tyong Antonio

Betul pak nama2 tempat itu ada di P. bangka(babel). Memeng kualitas semen semua hampir sama aja. Yg terpenting itu sebenernya kualitas pasir. Kalau di bangka kita pakai semen apa aja pasti kuat. Karna pasir yg dipakai sana pasir bekas tambang timah, bagus sekali. Kalau uda mengeras mungkin sampai kiamat pun tetap tak berubah. Lain halnya kalau pakai pasir dari Jawa, tak brp tahun uda jadi rapuh. Yg saya tahu dulu taon 70an80an semem padang banyak dipakai di bangka buat berbagai bangunan. Entah kalau skrg. Hanya beda corak kalau sudah keras agak gelap. Kualitas sih sama. Harga agak murah dikit karna mungkin faktor biaya transpotasi lebih dekat. Sekali lagi Ini pengalaman saya di taon 70an80an entah kalau skrg. Demikiian sobat

 

Leong putu

Tebak tebak buah manggis. / Pikiran saya tergelitik untuk memikirkan, apa yang ada dalam pikiran bapak berbaju coklat bermasker putih, di dalam gambar yang menyertai tulisan ini. Kira2 apa yang Ia pikirkan saat melihat bapak di depannya sedang ngomel2 sambil menginjak plafon.? Hmmmmm....... Apa ya ? bahasa tubuhnya itu membuat saya terpingkal pingkal....wkwkwk... ..... Mungkinkah dalam pikirannya Ia berkata :"..... Aduh kepencet Send

 

Jimmy Marta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: