Pemkot PGA

Menelusu Sejarah Benteng Keraton Buton: Ikon Maritim dan Warisan Budaya Sulawesi Tenggara

Menelusu Sejarah Benteng Keraton Buton: Ikon Maritim dan Warisan Budaya Sulawesi Tenggara

Menelusuri Sejarah Benteng Keraton Buton: Ikon Maritim dan Warisan Budaya Sulawesi Tenggara-Foto: net -

Pusat Pemerintahan dan Budaya

Benteng Keraton Buton juga berperan sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan budaya. Kesultanan Buton dikenal sebagai pusat penyebaran Islam di timur Indonesia, dengan ulama yang menyebarkan ajaran Islam ke Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara.

Keberadaan benteng mendukung dakwah dan pendidikan agama yang berkembang di wilayah ini.

BACA JUGA:Tradisi Tabuik Pariaman: Sejarah, Makna, dan Prosesi Penuh Keunikan

Masa Penjajahan dan Transformasi

Selama era kolonial Belanda, benteng tetap dipertahankan sebagai simbol kekuasaan lokal. Walau pengaruh kesultanan berkurang, sistem pemerintahan adat tetap berjalan hingga Kesultanan Buton resmi dibubarkan pada 1960, seiring pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Benteng sempat kehilangan sebagian fungsi dan perhatian seiring berjalannya waktu.

Namun, sejak era reformasi, pemerintah dan masyarakat lokal mulai menyadari pentingnya nilai sejarahnya. Pemugaran dan konservasi dilakukan agar benteng tetap lestari bagi generasi mendatang.

Warisan Budaya dan Destinasi Wisata

Saat ini, Benteng Keraton Buton menjadi salah satu destinasi wisata sejarah unggulan di Sulawesi Tenggara.

BACA JUGA:Tradisi Tabuik Pariaman: Sejarah, Makna, dan Prosesi Penuh Keunikan

Ribuan wisatawan setiap tahun datang untuk menikmati kemegahan benteng, panorama laut dari bukit, dan menelusuri kisah masa lalu masyarakat lokal.

Lebih dari sekadar bangunan, benteng ini menjadi simbol identitas dan warisan budaya Buton, menegaskan bahwa kejayaan sebuah peradaban ditentukan oleh kearifan lokal, tata pemerintahan yang baik, dan semangat melestarikan tradisi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait